Tak Mampu Bayar Tagihan, Motor Disita Rumah Sakit

Reporter

Editor

Kamis, 4 Juni 2009 18:07 WIB

TEMPO Interaktif, Tangerang: Sungguh malam nasib Diki Sofyan dan dua anaknya. Sudah istrinya meninggal setelah dioperasi caesar di Rumah Sakit Eka Hospital Bumi Serpong Damai, lelaki berusia 49 tahun yang sehari-harinya bekerja sebagai pedagang kopi kaki lima ini harus membayar tagihan sebesar Rp 50 Juta.

Diki tak menyangka biaya operasi dan kematian istrinya Rosinta Simamora,34 tahun yang sempat dirawat dua hari di rumah sakit itu membengkak sedemikian besar. Padahal, ia telah membayar sebesar Rp 28 juta untuk biaya operasi caesar, cuci darah dan operasi pengangkatan rahim." Tapi setelah istri saya meninggal tagihan datang lagi,"ujarnya saat ditemui dirumahnya di Desa Lengkong Gudang Barat, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Kamis 4/6.

Bahkan, kata Diki, motor honda GL 100 milik adik iparnya kini dijaminkan kerumah sakit itu. Motor itu jadi jaminan untuk mengeluarkan jenazah adiknya yang meninggal karena pendarahan hebat saat akan melahirkan tanggal 10 Mei lalu.

Menurut Maraden Simamora ayah Sinta,anaknya diketahui diantar ke rumah sakit jam 8 pagi tanggal 10 Mei 2009 dalam keadaan tidak sadar dan mengalami pendarahan hebat. Pihak keluarga semula membawa Sinta ke bidan terdekat namun sang bidan tidak sanggup dan menyarankan ke bidan lain yang juga tidak jauh dari rumahnya di kawasan Lengkong Barat Serpong. Bidan kedua juga tidak sanggup dan menyarankan agar Sinta segera dibawa ke rumah sakit.

Sinta kemudian dilarikan ke rumah sakit Eka yang hanya berjarak sekitar 3 km dari rumahnya. "Pilihan rumah sakit ini karena paling dekat dengan rumah kami. Apalagi di daerah Serpong tidak ada rumah sakit pemerintah," ujar Maraden.

Oleh dokter yang menangani Sinta lantas diambil tindakan operasi caesar sekitar pukul 12.00 siang. Pihak rumah sakit meminta jaminan biaya rumah sebesar Rp 20 juta karena selain operasi caesar juga harus dilakukan operasi pengangkatan ari ari kandungan Sinta sudah terlepas.

Pihak keluarga kemudian membuat surat menyatakan sanggup membayar namun minta ditunda hingga Senin karena hari Minggu tidak bisa mengambil uang di bank. Uang yang diperoleh untuk biaya rumah sakit itu bukan berasal dari kantong suami Sinta Diki tetapi dari keluarga besarnya termasuk yang berada di Kalimantan." Saya pontang panting pinjam kesana kemari,"kata Maraden.

Setelah ada pernyataan kesanggupan, pihak rumah sakit melakukan operasi. Ternyata anak perempuan dalam kandungan Sinta sudah tidak bisa diselematkan. Pihak rumah sakit juga mengatakan Sinta harus dioperasi lagi untuk mengangkat rahim. Operasi dilangsungkan pukul 3 dinihari Senin, sehingga belum 24 jam Sinta mengalami operasi besar selama dua kali.

Kondisi Sinta tak juga berubah malah makin kritis. Pada Selasa siang nyawanya tidak tertolong lagi. Untuk membawa jenazah Sinta keluar rumah sakit ternyata bukan perkara mudah. Pihak rumah sakit Eka minta keluarga membayar biaya administrasi sebesar Rp 50 juta. Jumlah yang cukup besar itu untuk tindakan di rumah sakit dalam waktu dua hari dirasakan sangat berat apalagi bagi Diki, suami Sinta yang hanya bekerja sebagai pedagang kopi di kantin sebuah mal.

Pihak keluarga hanya bisa mengumpulkan biaya sebesar Rp 28 juta yang dipinjam dari beberapa kerabat. Sisa yang masih harus dibayar sebesar Rp 22 juta. Keluarga kemudian minta kemudahan dan keringanan namun pihak rumah sakit tetap tidak bergeming dengan beralasan rumah sakit tersebut rumah sakit swasta dan tidak ada subsidi." Bahkan pihak rumah sakit meminta jaminan sertifikat rumah," kata Diki.

Karena Diki dan Sinta orang yang tidak mampu dan hanya tinggal di rumah sewaan, maka Malber berinisiatif membantu adiknya dengan menjaminkan sepeda motor beserta STNK nya. Jaminan itu kemudian diterima pihak rumah sakit dan akhirnya jenazah Sinta boleh dibawa pulang untuk dimakamkan setelah empat jam kemudian.

Diki yang kini juga harus mengurus dua anaknya lagi yang berumur 14 tahun dan 2,5 tahun mengaku tetap tak mampu membayar sisa tagihan rumah sakit. Dia berharap pihakrumah sakit memberikan kemudahan baginya sebagai keluarga tidak mampu, apalagi motor yang jadi jaminan bukan miliknya.

Pihak Rumah Sakit Eka Hospital Bumi Serpong Damai yang dikonfirmasi Tempo, Kamis (4/6), membantah telah menyita motor keluarga Diki Sofyan sebagai jaminan untuk membayar tagihan yang membengkak hingga Rp 50 Juta." Pihak keluarga yang menyodorkan motor itu sebagai jaminan akan membayar tagihan dengan waktu yang mereka janjikan sendiri," ujar Manager Customer Care Eka Hospital, Fariady, Kamis (4/6).

Ia mengakui jika total tagihan Rosinta mencapai Rp 50 Juta.Tagihan tersebut, kata dia, merupakan biaya operasi dan obat-obatan Rosinta Simamora, 34 tahun, istri Diki yang dirawat selama dua hari dirumah sakit yang baru beroperasi delapan bulan itu, meski akhirnya Rosinta meninggal setelah dioperasi.

JONIANSYAH

Berita terkait

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

6 jam lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

3 hari lalu

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

Panitia menargetkan kehadiran 3 ribu pengunjung dalam Surabaya Hospital Expo ke-18 untuk dukung layanan unggulan rumah sakit di Timur Indonesia

Baca Selengkapnya

Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

4 hari lalu

Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

Polisi menghentikan kasus hukum ayah di Bekasi berinisial N yang menghantam anak kandungnya berinisial C, 35 tahun dengan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Pembangunan RS Muara Badak Siap Rampung Akhir Tahun

6 hari lalu

Pembangunan RS Muara Badak Siap Rampung Akhir Tahun

Progres pembangunan RS Muara Badak berjalan positif tanpa ada hambatan yang berarti.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

6 hari lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

7 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

8 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

9 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

10 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

17 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya