Lokataru Laporkan Intimidasi terhadap Mahasiswa oleh Diduga Preman saat Demo Kecurangan Pemilu

Minggu, 18 Februari 2024 14:55 WIB

Intimidasi demo mahasiswa di depan gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa, 13 Februari 2024. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen, melaporkan kasus intimidasi dan kekerasan yang dilakukan oleh belasan orang diduga preman terhadap mahasiswa saat demonstrasi di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK).

Delpedro Marhaen melaporkan para pelaku dengan pasal penganiayaan. "Sudah dilaporkan ke Polda pada Selasa, 13 Februari kemarin," kata Delpedro dalam pesan tertulisnya kepada Tempo, Sabtu, 17 Februari 2024.

Dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) bernomor LP/B/857/II/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA itu, terlapor masih dalam penyelidikan polisi.

Delpedro menjelaskan penyerangan ini berawal saat 35 mahasiswa berunjuk rasa tentang kecurangan pemilu dan menuntut pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Gerombolan pelaku yang berjumlah sekitar 15 orang datang dan mencoba membubarkan para mahasiswa sekitar pukul 18.00.

"Jadi, sewaktu saya sedang melakukan dialog dengan segerombolan preman tersebut yang mencoba membubarkan aksi simbolik mahasiswa secara tiba-tiba ada salah satu dari mereka yang coba mengejar mahasiswa, saya coba hampiri," ujarnya.

Advertising
Advertising

Delpedro mengatakan para pelaku mencakar dan memukul dirinya yang sedang mengambil video. Akibat perbuatan itu dirinya luka di bagian hidung dan memar di pipi sebelah kanan.

Sebelumnya, puluhan mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa di Mahkamah Konstitusi menerima intimidasi dan kekerasan dari belasan orang yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Pemuda Mahasiswa Indonesia Timur Cinta NKRI.

Delpedro mengklaim sempat ada pengejaran yang dilakukan oleh pelaku terhadap mahasiswa sampai di kantong parkir seberang MK. Titik kejadian itu berlokasi sekitar 100 meter dari kawasan MK. "Sementara polisi hanya membiarkan kelompok tersebut dan malah ikut mendesak mahasiswa," tuturnya Selasa kemarin.

Delpedro menduga para pelaku itu merupakan kelompok yang sama dengan pelaku intimidasi di Universitas Trilogi dan demonstran yang menggelar aksi di KontraS dan YLBHI. Secara mendetail, Delpedro menjelaskan bentuk-bentuk intimidasi dan kekerasan lain.

"Ada yang didorong dan ditarik ketika berorasi, menyuruduk kerumunan mahasiswa, merampas microphone orasi dan menyuruh untuk diam, memberikan waktu 10 menit untuk membubarkan diri," ujarnya.

Pilihan Editor: Kasus Pemerasan Firli Bahuri, Polda Metro Kembali Periksa SYL dan 2 Anak Buahnya di Kementan

Berita terkait

Momen KPU Tegur Kuasa Hukumnya karena Salah Baca Keterangan di Sidang MK Hari Ini

1 jam lalu

Momen KPU Tegur Kuasa Hukumnya karena Salah Baca Keterangan di Sidang MK Hari Ini

Komisioner KPU RI Idham Holik menegur kuasa hukumnya, Hanter Oriko Siregar, dalam sidang sengketa Pileg 2024 di Gedung MK hari ini

Baca Selengkapnya

Apakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya

2 jam lalu

Apakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya

Apakah mahasiswa penerima KIP Kuliah masih harus membayar UKT atau SPP per semester?

Baca Selengkapnya

KPU Sebut Dokumen yang Digunakan Golkar di Sengketa Pileg DPRD Tanjung Pinang Tidak Valid

2 jam lalu

KPU Sebut Dokumen yang Digunakan Golkar di Sengketa Pileg DPRD Tanjung Pinang Tidak Valid

KPU menyanggah dokumen yang menjadi dasar Golkar dalam mendalilkan selisih suara pada pemilu anggota DPRD Kota Tanjung Pinang dapil Tanjung Pinang 4.

Baca Selengkapnya

Protes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat

4 jam lalu

Protes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat

BEM UNS menyampaikan 8 tuntutan terkait kenaikan biaya kuliah.

Baca Selengkapnya

BEM Unri: 150 Mahasiswa Kesulitan Bayar UKT, Gaji Rp 1,8 Juta Dapat UKT Rp 7 Juta

15 jam lalu

BEM Unri: 150 Mahasiswa Kesulitan Bayar UKT, Gaji Rp 1,8 Juta Dapat UKT Rp 7 Juta

Menurut BEM Unri, ada sekitar 150 mahasiswa dan calon mahasiswa baru yang kesulitan membayar UKT.

Baca Selengkapnya

KPU Bantah Gugatan NasDem soal Penggelembungan Suara PDIP di Sumut

16 jam lalu

KPU Bantah Gugatan NasDem soal Penggelembungan Suara PDIP di Sumut

NasDem mengungkapkan salah satu penyebab perolehan suara mereka berkurang karena KPU salah mengisi jumlah suara sah mereka.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Angkat Kartu Hitam untuk Rektor Ari Kuncoro di Sidang Terbuka LPJ 2024

17 jam lalu

Mahasiswa UI Angkat Kartu Hitam untuk Rektor Ari Kuncoro di Sidang Terbuka LPJ 2024

Aliansi BEM se-UI mengangkat kartu hitam dalam sidang terbuka LPJ Rektor UI, Ari Kuncoro pada Senin, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Bekuk Dua Pelaku Pembunuhan Mayat di Pamulang, Rekan Kerja di Warung Madura

1 hari lalu

Polisi Bekuk Dua Pelaku Pembunuhan Mayat di Pamulang, Rekan Kerja di Warung Madura

Penanganan kasus pembunuhan pria yang jasadnya ditemukan terbungkus kain di dekat kebun ini akan ditangani Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Kisruh UKT Mahal, Dirjen Diktiristek Sebut Tidak Ada Kenaikan UKT

1 hari lalu

Kisruh UKT Mahal, Dirjen Diktiristek Sebut Tidak Ada Kenaikan UKT

Kemendikbudristek menegaskan tidak ada kenaikan uang kuliah tunggal (UKT), melainkan penambahan kelompok tarif dan rekonfigurasi kelas UKT.

Baca Selengkapnya

Ketua BEM KM UGM: 65 Persen Program Studi di UGM Mengalami Kenaikan UKT

1 hari lalu

Ketua BEM KM UGM: 65 Persen Program Studi di UGM Mengalami Kenaikan UKT

Sebanyak 65 persen program studi di sejumlah fakultas di UGM mengalami kenaikan besaran uang kuliah tunggal atau UKT.

Baca Selengkapnya