AKP Andri Gustami Divonis mati, Bagaimana dengan Fredy Pratama?

Rabu, 6 Maret 2024 02:23 WIB

Mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan AKP Andri Gustami terlibat jaringan narkoba Fredy Pratama. AKP Andri Gustami melancarkan pengiriman narkoba jaringan Fredy Pratama saat melewati Lampung melalui Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak, Banten. Dok. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan AKP Andri Gustami dijatuhi vonis mati oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Bandar Lampung karena terlibat peredaran narkotika jaringan Fredy Pratama.

“Menjatuhkan hukuman mati terhadap terdakwa Andri Gustami,” kata ketua majelis hakim Lingga Setiawan dalam amar putusan yang dibacanya dalam persidangan, Kamis, 29 Februari 2024.

Sebagai Kasat Narkoba Andri Gustami, yang seharusnya memberantas peredaran barang haram itu justru terbukti mengawal dan meloloskan narkotika milik jaringan Fredy Pratama sejak Mei hingga Juni 2023. Disebut sebagai kurir narkoba istimewa, Andri berperan dalam melancarkan pengiriman narkoba jaringan Fredy Pratama saat melewati Lampung melalui Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak, Banten.

Setelah Andri Gustami divonis mati, lantas bagaimana dengan Fredy Pratama yang merupakan salah satu gembong narkotika terbesar di Indonesia?

Pengusutan jaringan narkotika Fredy Pratama di Indonesia memulai babak baru usai sang kurir istimewa, Andri Gustami divonis mati oleh pengadilan. Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipid Narkoba) Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polisi Republik Indonesia (Bareskrim Mabes Polri) Brigadir Jenderal Mukti Juharsa mengatakan polisi terus mengusut jaringan narkoba Fredy di Jawa Tengah.

Foto Fredy Pratama dari red notice laman Web Interpol. Foto: interpol.int

Advertising
Advertising

“Untuk kasus FP sudah dapat jaringan baru dan pasti akan ditindak pidana pencucian uang (TPPU),” ujar Mukti kepada Tempo melalui pesan singkat pada Senin, 4 Maret 2024.

Sebelumnya, Polda Jawa Tengah menangkap empat pengedar narkoba lintas Jawa-Sumatera yang diduga masih bagian dari jaringan Fredy Pratama. Hasilnya, polisi menyita 52,08 kilogram sabu dan 35.050 butir ekstasi.

“Para tersangka melakukan aksi mereka karena motif ekonomi, tersangka mengaku dibayar hingga 200 juta untuk sekali pengiriman,” kata Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi.

Selanjutnya Fredy Pratama terindikasi bersembunyi di Thailand...

<!--more-->

Dalam kesempatan berbeda, Dirtipid Narkoba Bareskrim Mabes Polri Brigjen Mukti Juharsa mengungkapkan Freddy Pratama terindikasi bersembunyi di Thailand. Dia juga mengklaim pencarian gembong narkoba itu telah mendapatkan titik terang. Ia menyatakan jajarannya sudah mengetahui lokasi bandar narkoba tersebut bersembunyi di Thailand.

“Kami sudah mengetahui di daerah mana, akan tetapi kami tidak bisa menyentuh,” tutur Mukti kepada wartawan usai menggelar konferensi pers di Badan Reserse Kriminal Umum Markas Besar Polisi Republik Indonesia, pada Rabu, 7 Februari 2024.

Terdakwa mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Andri Gustami (tengah) berjalan seusai sidang putusan di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Bandar Lampung, Lampung, Kamis 29 Februari 2024. Andri Gustami divonis hukuman mati oleh majelis hakim karena terbukti meloloskan pengiriman 150 kg narkotika jenis sabu-sabu dan 2.000 pil ekstasi dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa. ANTARA FOTO/Ardiansyah

Adapun alasan pihak berwajib belum bisa meringkus Fredy Pratama adalah karena masih menunggu Pengadilan Negeri Lampung menyelesaikan persidangan kasus pencucian uang yang juga menjerat bandar narkoba itu. Jaringan Fredy Pratama diduga terlibat pencucian uang mencapai Rp24,4 miliar.

“Dengan dasar inilah kami akan lakukan join investigasi dengan Kepolisian Thailand untuk melakukan penyitaan aset,” ucapnya.

Sebelumnya, Mukti juga pernah mengatakan polisi tidak bisa menyentuh Fredy karena gembong narkoba itu dilindungi oleh gangster di Thailand. “Kami masih mendapatkan kesulitan untuk melakukan penangkapan karena dari kemarin beliau dilindungi oleh gangster, karena ortunya adalah bagian dari itu. Jadi mohon waktu lah, jadi kami tetap upaya,” ujarnya Jumat, 29 Desember 2023.

Fredy Pratama Dilindungi Ketua Sindikat Narkoba di Thailand

Mukti juga mengungkapkan alasan mengapa selama ini Fredy Pratama sulit ditangkap oleh polisi. Menurutnya, meski penyidik Bareskrim Polri telah mengetahui Fredy berada di Thailand, dia dilindungi oleh mertuanya yang juga merupakan seorang ketua sindikat narkoba di Thailand.

“Nangkap FP terlebih dahulu risikonya sangat bahaya, karena FB dilindungi oleh mertuanya yang merupakan ketua sindikat narkoba di Thailand”, kata Mukti saat dikonfirmasi TEMPO melalui pesan singkat, pada Rabu, 8 Februari 2024.

Oleh karena itu, untuk menangkap Fredy polisi melakukan pendekatan lain. Di antaranya adalah dengan menyita seluruh aset milik Fredy terlebih dahulu. Penyitaan aset gembong narkoba ini masih menunggu hasil putusan sidang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) jaringan Fredy Pratama yaitu Lian Silas dan tujuh terdakwa lain yang masih menjalani sidang di Pengadilan Negeri Banjarmasin.

“Makanya kita upayakan TPPU untuk FP agar aset-asetnya dapat kita sita supaya keuangan FP habis,” ujarnya.

Dengan cara ini, pihak Bareskrim Mabes Polri dapat bekerja sama dengan kepolisian Thailand untuk menyita seluruh aset Fredy Pratama. “Nunggu sidang putusan TPPU, baru kita koordinasikan ke Thailand,” tuturnya.

Selain itu, Mukti mengatakan Bareskrim Mabes Polri juga telah bekerjasama dengan berbagai pihak dalam membidik Fredy Pratama. “Kami tetap bekerjasama dengan polisi Thailand, bahkan sekarang kita sudah join dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), Beacukai, dan Divhub Interpol,” kata Mukti.

RADEN PUTRI

Pilihan Editor: KPK Cegah 7 Orang dalam Kasus Korupsi Rumah Dinas DPR

Berita terkait

Buronan Jaringan Narkoba Fredy Pratama Ditangkap dalam Kamar Kos di Bali, Polisi Temukan 6 Kilogram Sabu

9 jam lalu

Buronan Jaringan Narkoba Fredy Pratama Ditangkap dalam Kamar Kos di Bali, Polisi Temukan 6 Kilogram Sabu

Dit Narkoba Bareskrim Polri menangkap 1 buronan kasus clandestine laboratorium Sunter, Jakarta Utara, yang dikendalikan oleh tersangka Fredy Pratama.

Baca Selengkapnya

Usut Dugaan TPPU Syahrul Yasin Limpo, KPK Panggil Penyanyi Nayunda Nabila

16 jam lalu

Usut Dugaan TPPU Syahrul Yasin Limpo, KPK Panggil Penyanyi Nayunda Nabila

Nayunda Nabila dan pihak biro perjalanan swasta akan diperiksa KPK dalam kasus dugaan pencucian uang Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Rahmady Effendy Akui Dibebastugaskan dari Jabatan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Usai Dilaporkan ke KPK

20 jam lalu

Rahmady Effendy Akui Dibebastugaskan dari Jabatan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Usai Dilaporkan ke KPK

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean membenarkan dirinya saat ini telah dibebastugaskan dari jabatannya lantaran sedang dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Kasus TPPU yang Menjerat Abdul Ghani Kasuba Eks Gubernur Maluku Utara

21 jam lalu

Rangkaian Kasus TPPU yang Menjerat Abdul Ghani Kasuba Eks Gubernur Maluku Utara

KPK kembali menetapkan eks Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba sebagai tersangka dalam kasus dugaan TPPU dengan nilai mencapai Rp 100 miliar.

Baca Selengkapnya

PRT Thailand Kaya Mendadak, Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikannya

1 hari lalu

PRT Thailand Kaya Mendadak, Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikannya

Seorang PRT di Thailand mendapat warisan puluhan miliar rupiah dari majikannya yang merupakan warga negara Prancis.

Baca Selengkapnya

Suhu Laut Naik Pulau Pling Thailand Ditutup

2 hari lalu

Suhu Laut Naik Pulau Pling Thailand Ditutup

Sebelum penutupan Pulau Pling, Teluk Maya di Thailand sempat ditutup selama enam bulan pada tahun 2018

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Sebut Ada Pemutarbalikan Fakta di Balik Pelaporan Dirinya ke KPK

2 hari lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Sebut Ada Pemutarbalikan Fakta di Balik Pelaporan Dirinya ke KPK

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy menyatakan istrinya telah melaporkan Wijanto ke Polda Metro Jaya atas dugaan TPPU.

Baca Selengkapnya

Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Aset Rp 60 Miliar, Kepala Bea Cukai Purwakarta: Saya Sudah Pensiun kalau Punya Harta Segitu

3 hari lalu

Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Aset Rp 60 Miliar, Kepala Bea Cukai Purwakarta: Saya Sudah Pensiun kalau Punya Harta Segitu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh seorang pengacara atas dugaan tidak lapor LHKPN dengan benar.

Baca Selengkapnya

KPK Tetapkan Bekas Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba Tersangka TPPU

5 hari lalu

KPK Tetapkan Bekas Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba Tersangka TPPU

Mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba ditetapkan sebagai tersangka pencucian uang

Baca Selengkapnya

Kucing Oren Ini jadi Selebritas di Bandara Suvarnabhumi Thailand, Punya Fan Page Sendiri

5 hari lalu

Kucing Oren Ini jadi Selebritas di Bandara Suvarnabhumi Thailand, Punya Fan Page Sendiri

Kucing oren bernama Nurang itu sering ditemukan wara-wiri di Bandara Suvarnabhumi Thailand. Dia jadi populer sejak videonya viral di media sosial.

Baca Selengkapnya