Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

Selasa, 12 Maret 2024 10:13 WIB

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, menilai penyebutan "bunuh diri sekeluarga" dalam kasus empat orang tewas setelah melompat dari salah satu apartemen di Penjaringan, Jakarta Utara, tidak tepat.

Menurut dia, belum dapat dipastikan setiap dari mereka memiliki kehendak dan kesepakatan untuk bunuh diri. "Saya tidak sepakat dengan sebutan itu," ujar Reza Indragiri dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 11 Maret 2024.

Empat orang yang terjun dari atap apartemen, tutur Reza, baru bisa dikatakan bunuh diri sekeluarga atau bersama-sama hanya jika bisa dipastikan masing-masing orang memiliki kehendak. Selain itu, dia menilai mereka harus memiliki kesepakatan berbuat serupa.

Reza mengingatkan, ada dua orang anak-anak dalam peristiwa itu. Implikasinya, menurut dia, anggapan anak-anak berkehendak dan bersepakat dalam peristiwa itu serta-merta gugur. Dalam situasi apa pun, dia menilai anak-anak harus dipandang sebagai manusia yang tidak memberikan persetujuannya bagi aksi bunuh diri.

Seperti halnya aktivitas seksual, Reza mengatakan anak-anak harus selalu didudukkan sebagai individu yang tidak ingin dan tidak bersepakat melakukan aktivitas seksual dari sudut pandang hukum. Siapa pun yang melakukan aktivitas seksual dengan anak-anak selalu diposisikan sebagai pelaku kejahatan seksual. "Anak-anak secara otomatis berstatus korban," kata Reza.

Advertising
Advertising

Terlepas anak-anak itu setuju atau tidak setuju, Reza menilai mereka harus diposisikan sebagai orang yang tidak tidak setuju. Aksi terjun bebas tersebut, menurut Reza, mutlak harus disimpulkan sebagai tindakan yang tidak mengandung konsensual.

Karena tidak konsensual, Reza mengatakan anak-anak itu harus disikapi sebagai manusia yang tidak berkehendak dan tidak bersepakat. Mereka justru dipaksa untuk melakukan aksi ekstrem tersebut.

Menurut Reza, anak-anak itu tidak bisa dinyatakan melakukan bunuh diri. "Karena mereka dipaksa melompat, maka mereka justru korban pembunuhan," kata Reza. Pelaku pembunuhannya, menurut dia, adalah pihak yang telah memaksa anak-anak tersebut untuk melompat.

Meski peristiwa itu dianggap bunuh diri dan pembunuhan, Reza mengatakan polisi tidak bisa memrosesnya karena terduga pelaku sudah tewas. Indonesia, kata Reza, tidak mengenal posthumous trial atau proses pidana terhadap pelaku yang sudah mati.

Namun, dalam pendataan polisi, Reza menyampaikan peristiwa itu seharusnya dicatat sebagai kasus pidana, yakni pembunuhan terhadap anak dengan modus memaksa mereka untuk melompat dari gedung tinggi.

Pilihan Editor: Warga Lampung Diterkam, Politikus PDIP Ini Minta Harimau Sumatera Dieksekusi

Catatan Redaksi: Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:

Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS. Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.

Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:

  • Yayasan Pulih: (021) 78842580.
  • Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
  • LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293

Berita terkait

Anak Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi Lantaran Akumulasi Kekesalan

1 jam lalu

Anak Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi Lantaran Akumulasi Kekesalan

Polres Sukabumi tengah menangani kasus anak bunuh ibu kandung di Sukabumi.

Baca Selengkapnya

Skenario Palsu 2 Pelaku Sembunyikan Fakta Pembunuhan Mayat dalam Sarung Biru

4 jam lalu

Skenario Palsu 2 Pelaku Sembunyikan Fakta Pembunuhan Mayat dalam Sarung Biru

2 tersangka pembunuhan berencana, AH dan N, membuat skenario palsu dalam kasus pembunuhan AH, pemilik warung Madura.

Baca Selengkapnya

Begini Kisah Nyata Film Vina: Sebelum 7 Hari, Ketujuh Pelaku Divonis Penjara Seumur Hidup, Ada yang Buron?

6 jam lalu

Begini Kisah Nyata Film Vina: Sebelum 7 Hari, Ketujuh Pelaku Divonis Penjara Seumur Hidup, Ada yang Buron?

Film Vina: Sebelum 7 Hari, pembunuhan sepasang kekasih oleh anggota geng motor di Cirebon yang sempat viral pada 2016. Begini peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pembunuhan Berencana Mayat dalam Sarung di Pamulang

7 jam lalu

Kronologi Pembunuhan Berencana Mayat dalam Sarung di Pamulang

Pelaku pembunuhan berencana menghabisi sepupunya dengan alasan sakit hati karena diperlakuan tak baik.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

7 jam lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Inilah Tanda-tanda Anak Kekurangan Vitamin

13 jam lalu

Inilah Tanda-tanda Anak Kekurangan Vitamin

Dokter anak dan ahli neonatologi Richa Panchal menjabarkan tanda-tanda utama kekurangan vitamin pada anak.

Baca Selengkapnya

Sepuluh Tahun Tak Dapatkan Hak Milik, Penghuni Apartemen Malioboro City Sleman Protes

1 hari lalu

Sepuluh Tahun Tak Dapatkan Hak Milik, Penghuni Apartemen Malioboro City Sleman Protes

Warga penghuni Apartemen Malioboro City Yogyakarta di Sleman minta Pemerintah Sleman turun tangan selesaikan kasus mereka.

Baca Selengkapnya

Jelang 76 Tahun Nakba, Palestina Rilis Laporan Kekejaman Israel

1 hari lalu

Jelang 76 Tahun Nakba, Palestina Rilis Laporan Kekejaman Israel

Jelang 76 tahun Nakba, Palestina merilis laporan mengenai kematian, penahanan, dan pembangunan permukiman ilegal yang dilakukakukan Israel

Baca Selengkapnya

Polisi Bekuk Dua Pelaku Pembunuhan Mayat di Pamulang, Rekan Kerja di Warung Madura

1 hari lalu

Polisi Bekuk Dua Pelaku Pembunuhan Mayat di Pamulang, Rekan Kerja di Warung Madura

Penanganan kasus pembunuhan pria yang jasadnya ditemukan terbungkus kain di dekat kebun ini akan ditangani Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Anggota KKB Pembunuh Danramil Aradide Ternyata DPO Kasus Curanmor

1 hari lalu

Anggota KKB Pembunuh Danramil Aradide Ternyata DPO Kasus Curanmor

Menurut Satgas Damai Cartenz, Anan Nawipa mengakui KKB telah membunuh Danramil 1703-4/Aradide karena mereka sangat membenci anggota TNI-Polri.

Baca Selengkapnya