Kasus Kematian Afif Maulana, LBH Padang Minta LPSK Juga Lindungi 18 Saksi

Reporter

Intan Setiawanty

Editor

Febriyan

Rabu, 3 Juli 2024 09:29 WIB

Kuasa hukum Keluarga korban penyiksaan berujung kematian anak berstatus pelajar SMP (AM, 13) Direktur LBH Padang, Indira Suryani bersama YLBHI, KontraS, dan organisasi masyarakat sipil (tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Reformasi Kepolisian lainnya) saat menyampaikan update temuan dan proses advokasi kasus terkait di Gedung YLBHI Jakarta, Selasa 2 Juli 2024. LBH Padang memiliki banyak temuan, termasuk saksi-saksi yang sampai saat sekarang tidak/belum diperiksa oleh kepolisian. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Indira Suryani, mengatakan telah berkoordinasi dengan Lembaga Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk mengusut kasus kematian Afif Maulana, anak 13 tahun yang diduga disiksa oleh polisi. Tim LBH Padang selaku kuasa hukum Afif menyatakan pihaknya sudah melengkapi berkas agar LPSK melindungi 18 saksi yang juga menjadi korban kekerasan polisi.

"Kami ingin 18 korban ini dilindungi oleh LPSK," ujar Indira saat ditemui di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Juli 2024.

Indira menyatakan sejauh ini, LPSK baru menerima permohonan perlindungan bagi keluarga Afif. Dia pun mengatakan LPSK akan segera turun menangani kasus ini. "Sudah menyerahkan berkas, tadi kami berkoordinasi. LPSK segera turun," ujarnya.

Perlindungan bagi 18 saksi tersebut, menurut Indira, penting karena polisi hingga saat ini masih mencari-cari saksi yang mendukung tudingan bahwa Afif memang meninggal karena disiksa, bukan terjatuh atau melompat dari Jembatan Kuranji. Dia mengatakan, dari beberapa saksi yang sudah teridentifikasi oleh LBH Padang, mungkin saja sudah diidentifikasi terlebih dahulu oleh polisi dan dicari-cari.

Indira menilai terjadi pelanggaran hak asasi manusia dalam kasus ini. Maka dari itu, dia berharap LPSK tidak memperlakukan tragedi Jembatan Kuranji ini seperti kasus biasa. "Ini kami berkejar-kejaran untuk melindungi fakta-fakta, sehingga kami juga tidak ingin LPSK itu birokrasi meletakkan kasus ini seperti kasus biasa, itu harapan kami tadi."

Advertising
Advertising

Hingga saat ini, keluarga Afif, melalui kuasa LBH Padang, meyakini anak mereka tewas karena disiksa oleh Polda Sumbar yang saat itu berpatroli untuk mencegah terjadinya tawuran. "Tidak, saya yakin seyakin-yakinnya anak saya tidak melompat, karena tidak ada tanda-tanda di badannya jatuh dari ketinggian," kata Afrinaldi, ayah Afif Maulana, saat ditemui di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat Senin lalu.

Di kantor YLBHI, Indira membeberkan semua fakta yang mendukung tudingan tersebut. Mulai dari banyak ditemukan luka lebam akibat disiksa, posisi jasad yang ditemukan telentang, kesaksikan korban penyiksaan di Polsek Kuranji, hingga upaya kepolisian untuk menghilangkan fakta terjadinya penyiksaan dengan menandatangani surat tidak menuntut apa-apa dari pihak keluarga.

Jenazah Afif Maulana ditemukan seorang warga di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang, pada Ahad siang, 9 Juni 2024. Kepada pihak keluarga, polisi menyatakan Afif tewas karena melompat setelah menghindar dari kejaran anggota polisi yang berupaya mencegah terjadinya tawuran pada Ahad dini hari.

Keluarga tak percaya dengan cerita itu setelah melihat kondisi jenazah Afif. Mereka lantas melaporkan masalah ini ke LBH Padang. Hasil investigasi LBH Padang menyatakan Afif tewas karena penyiksaan, bukan melompat. Pasalnya, di tubuh Afif terlihat bekas jejakan sepatu orang dewasa. LBH Padang juga menyatakan tak terdapat bekas luka seperti orang terjatuh di tubuh Afif.

LBH Padang juga menyatakan mendapatkan kesaksian jika Afif Maulana sempat tertangkap oleh sejumlah anggota polisi. Selain itu, terdapat pula 18 korban lainnya yang mengaku ditangkap polisi dan mendapatkan penyiksaan.

Meskipun demikian, Polda Sumatera Barat tetap membantah jika Afif Maulana tewas karena dianiaya. Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono, berkeras Afif tewas karena melompat dari atas jembatan. Suharyono pun membantah adanya penyiksaan terhadap 18 orang yang ditangkap anggotanya. Dia menyatakan hal itu hanya kesalahan prosedur.

Berita terkait

LPSK Belum Lindungi Keluarga Afif Maulana dan Saksi, Pengamat Indikasikan Ada Bias

1 jam lalu

LPSK Belum Lindungi Keluarga Afif Maulana dan Saksi, Pengamat Indikasikan Ada Bias

Pengamat mengindikasikan adanya bias di internal LPSK dalam penanganan kasus kematian Afif Maulana.

Baca Selengkapnya

Polda Sumbar Masih Cari Bukti Afif Maulana Melompat dari Jembatan Kuranji

6 jam lalu

Polda Sumbar Masih Cari Bukti Afif Maulana Melompat dari Jembatan Kuranji

Polda Sumatera Barat disebut masih mencari bukti video atau foto Afif Maulana melompat dari Jembatan Kuranji.

Baca Selengkapnya

LBH Bali Ungkap Cara-cara Penyiksaan yang Dialami Wayan Suparta yang Diduga Dilakukan 10 Anggota Polres Klungkung

16 jam lalu

LBH Bali Ungkap Cara-cara Penyiksaan yang Dialami Wayan Suparta yang Diduga Dilakukan 10 Anggota Polres Klungkung

Wayan Suparta diduga menjadi korban penyiksaan oleh 10 anggota Satreskrim Polres Klungkung Bali. Ia dibawa disiksa agar mau mengaku.

Baca Selengkapnya

LBH Bali Ungkap Dugaan Penyekapan dan Penyiksaan oleh 10 Polisi Terhadap Wayan Suparta

17 jam lalu

LBH Bali Ungkap Dugaan Penyekapan dan Penyiksaan oleh 10 Polisi Terhadap Wayan Suparta

I Wayan Suparta ditangkap oleh 10 anggota Satreskrim Polres Klungkung, Bali tanpa ada surat penangkapan. Mobilnya juga turut dirampas.

Baca Selengkapnya

Polisi Periksa Empat Saksi dalam Kasus Dugaan Penyekapan dan Penyiksaan di Kafe Duren Sawit

21 jam lalu

Polisi Periksa Empat Saksi dalam Kasus Dugaan Penyekapan dan Penyiksaan di Kafe Duren Sawit

Seorang pemuda berusia 23 tahun mengalami penyekapan dan penyiksaan di sebuah kafe di Duren Sawit. Bermula dari bisnis jual beli mobil.

Baca Selengkapnya

Kapolda Sumbar Tetap Meyakini Dugaan Afif Maulana Tewas karena Lompat ke Sungai

1 hari lalu

Kapolda Sumbar Tetap Meyakini Dugaan Afif Maulana Tewas karena Lompat ke Sungai

Lembaga Bantuan Hukum Padang meminta kepolisan fokus menyelidiki kasus penyiksaan terhadap Afif Maulana yang diduga dilakukan anggota Polda Sumbar.

Baca Selengkapnya

Kronologi Dugaan Penyekapan dan Penyiksaan Pemuda di Duren Sawit, Bermula dari Wanprestasi

1 hari lalu

Kronologi Dugaan Penyekapan dan Penyiksaan Pemuda di Duren Sawit, Bermula dari Wanprestasi

Seorang pemuda berinisial MRR diduga mengalami penyiksaan dan penyekapan di sebuah cafe di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Dugaan Penyekapan dan Penyiksaan Pemuda di Duren Sawit, Polisi Periksa Ibu Korban

1 hari lalu

Dugaan Penyekapan dan Penyiksaan Pemuda di Duren Sawit, Polisi Periksa Ibu Korban

Seorang pemuda di Duren Sawit diduga menjadi korban penyekapan dan penyiksaan selama tiga bulan

Baca Selengkapnya

3 Hal Soal TKP Penemuan Mayat Afif Maulana yang Diduga Rusak

2 hari lalu

3 Hal Soal TKP Penemuan Mayat Afif Maulana yang Diduga Rusak

Saat ditemui di Mabes, tim advokasi Afif Maulana menyampaikan tiga kejanggalan yang dilakukan Kapolda Sumbar.

Baca Selengkapnya

Kapolda Sumbar Klaim Punya Bukti Afif Maulana Bawa Pedang, Ini Tanggapan LBH Padang

2 hari lalu

Kapolda Sumbar Klaim Punya Bukti Afif Maulana Bawa Pedang, Ini Tanggapan LBH Padang

Direktur LBH Padang, Indira Suryani, menyatakan masih mendalami foto atau video Afif Maulana memegang pedang.

Baca Selengkapnya