Pakar Perkotaan: Perluasan Jakarta Tidak Selesaikan Masalah  

Reporter

Editor

Rabu, 15 Desember 2010 11:30 WIB

Monumen Nasional. TEMPO/Subekti

TEMPO Interaktif, Jakarta -Pakar Perkotaan Yayat Supriyatna menilai penyelesaian masalah kemacetan yang terjadi di Jakarta bukan dengan menambah wilayahnya 1,5 kali dari semula seperti yang dikatakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurutnya, pemecahan yang paling efektif adalah dengan membuat satu buah kementrian baru yang bertanggung jawab mengkoordinasikan integrasi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cianjur (Jabodetabekjur).

“Tim koordinasi tidak efektif karena adanya penolakan dari wilayah satelit Jakarta. Dan menanggapinya pun Jakarta seakan tidak punya power yang kuat untuk itu,” kata pakar dari Universitas Trisakti ini, hari ini.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap seluruh guru besar maupun ahli perkotaan membantu merumuskan jalan keluar untuk mengurai keruwetan kota yang terjadi di Jakarta. Selain beban transportasi, beban yang kini dihadapi Jakarta adalah beban perkantoran hingga beban kerusakan lingkungan.

"Untuk mengatasi, harus disediakan lahan sebesar satu setengah kali dari lahan Jakarta, tapi ini kan tidak mungkin. Semuanya harus ikut berfikir, wacana
pemindahan Ibukota harus dikaji lagi," tandas SBY.

RENNY FITRIA SARI

Berita terkait

Depok Sangat Mungkin Gabung Jakarta, Wakil Wali Kota: Konsep Lama Megapolitan Jabodetabekjur

15 Juli 2022

Depok Sangat Mungkin Gabung Jakarta, Wakil Wali Kota: Konsep Lama Megapolitan Jabodetabekjur

Wakil Wali Kota Depok juga menyinggung fenomena SCBD sebagai alasan gabung dengan Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Jakarta Bisa Jadi Megapolitan Terbesar di Dunia

24 Maret 2018

Sandiaga Uno: Jakarta Bisa Jadi Megapolitan Terbesar di Dunia

Sandiaga Uno berbicara dalam Southeast Asian Symposium di Universitas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kerugian Kemacetan Jakarta 100 T, BPTJ Atur Ojek Online dan LKAU

4 Desember 2017

Kerugian Kemacetan Jakarta 100 T, BPTJ Atur Ojek Online dan LKAU

BPTJ akan menata operasional ojek online di 17 stasiun karena kerugian akibat kemacetan Jakarta dan sekitarnya mencapai Rp 100 triliun,

Baca Selengkapnya

Gaji Rp 5 Juta Ingin Beli Rumah di Jakarta? Ini Saran Apersi

19 Oktober 2017

Gaji Rp 5 Juta Ingin Beli Rumah di Jakarta? Ini Saran Apersi

Sulit bagi mereka yang bergaji Rp 5 juta membeli rumah tapak di Jakarta, tapi bukan tidak mungkin. Ini saran Apersi

Baca Selengkapnya

4 Agenda Jakarta Hari ini: Lomba Startup hingga Bazar

31 Juli 2017

4 Agenda Jakarta Hari ini: Lomba Startup hingga Bazar

Telkomsel menggelar kompetisi startup di Jakarta Digital Valley.

Baca Selengkapnya

Bersaing dengan Kota Dunia, Jakarta Harus Revitalisasi

8 Februari 2017

Bersaing dengan Kota Dunia, Jakarta Harus Revitalisasi

Jakarta harus lakukan terobosan dan pembenahan menyeluruh,
yakni pembenahan birokrasi, pengembangan kawasan baru dan
revitalisasi kawasan

Baca Selengkapnya

DKI Hibahkan Rp 318 Miliar ke Bekasi, Fokus di Bantargebang  

16 November 2016

DKI Hibahkan Rp 318 Miliar ke Bekasi, Fokus di Bantargebang  

Dana hibah ke Bekasi paling besar ketimbang daerah penyangga Jakarta lainnya.

Baca Selengkapnya

Warga Dapat Periksa Harga Tanah di Jakarta Smart City  

3 Januari 2016

Warga Dapat Periksa Harga Tanah di Jakarta Smart City  

Tersedia data zonasi suatu wilayah berdasarkan RTRW.

Baca Selengkapnya

Jakarta Smart City Beri Ruang Beraktivitas untuk Startup  

3 Januari 2016

Jakarta Smart City Beri Ruang Beraktivitas untuk Startup  

Ruang kendali Jakarta Smart City seluas 500 meter persegi ada di gedung Balai Kota Blok B.

Baca Selengkapnya

Ahok Tawarkan Bekasi Rp 1 Triliun, Terkait Kisruh Sampah?  

20 November 2015

Ahok Tawarkan Bekasi Rp 1 Triliun, Terkait Kisruh Sampah?  

Ahok sudah menawarkan sejak dulu dana Rp 1 triliun untuk Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya