Penurunan Permukaan Tanah di Penjaringan Terparah di Jakarta Utara

Reporter

Editor

Jumat, 8 April 2011 17:31 WIB

Tukang becak membawa penumpangnya melintasi genangan banjir rob yang melanda kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (23/1). Dalam seminggu terakhir, banjir rob akibat air laut pasang dan tanggul yang jebol menggenangi kawasan tersebut dan mengganggu aktivitas warga sementara Pemprov DKI berusaha menanganinya dengan perbaikan tanggul. ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO Interaktif, Jakarta - Penurunan permukaan tanah di Jakarta Utara semakin mengkhawatirkan. Dalam 20 tahun terakhir wilayah pesisir Jakarta kehilangan 1.153 hektare hutan mangrove. Menurut Direktur Keadilan Kota dari Institut Hijau Indonesia, Selamet Daroyni, penurunan permukaan tanah terparah terjadi di Penjaringan.

"Sebagai akibat konversi hutan mangrove menjadi hunian," kata Selamet, Jumat (8/4).

Berdasarkan penelitian sejak 1985 hingga 2010, lanjut Selamet, laju penurunan permukaan tanah di Penjaringan mencapai 4,8662 sentimeter per tahun. Berikutnya Pademangan mencapai 4,1573 sentimeter per tahun. Baru setelahnya Tanjung Priok, yang mencapai 3,491 sentimeter per tahun. Koja mencapai 3,1625 per tahun dan penurunan muka tanah di Cilincing 2,65 sentimeter per tahun.

Selamet menambahkan reklamasi pantai utara turut mempengaruhi penurunan permukaan tanah ini. "Reklamasi justru memperparah, tidak ada korelasinya menyelamatkan Jakarta dari banjir," tuturnya.

Solusi terbaik, tambah Selamet, untuk menahan penurunan permukaan tanah adalah merevitalisasi sekitar 2.500 hektare hutan bakau. Hutan bakau menjadi kawasan penyangga. Hanya saja untuk menjadi penyangga, kata dia, kawasan tersebut harus steril dari pembangunan dan harus dibiarkan dalam kondisi aslinya. "Padahal di kawasan teluk Jakarta yang menguasai perusahaan-perusahaan properti," ujar Selamet.

Selamet menambahkan konversi hutan mangrove menjadi hunian membuat 6,6 juta meter kubik air kehilangan tempat resapan. Beban bangunan, beban jalan tol, curah hujan tinggi, banjir rob dan pengambilan air yang masih tinggi memperparah kondisi kawasan Penjaringan. Hunian di Penjaringan sendiri termasuk paling padat untuk wilayah Jakarta Utara. "Akibatnya sekarang daya dukung lingkungannya sudah hilang," tambahnya.

Hilangnya daya dukung lingkungan terlihat dari banjir rob yang makin masif sejak tahun 2000. Di Muara Angke dan Kalibaru, misalnya, sekitar tahun 2000 rob hanya setinggi 40-50 sentimeter. Tetapi pada November-Desember 2010 terpantau titik rob mencapai 2,5 meter.

Hilangnya daya dukung pesisir di Penjaringan mempengaruhi wilayah lain. Air laut lebih mudah merembes masuk ke daratan (intrusi) hingga ke Jakarta Timur, Barat dan Pusat. Genangan, baik disebabkan banjir rob, curah hujan tinggi maupun banjir kiriman, di berbagai wilayah juga terpantau makin tinggi.

Advertising
Advertising

"Contohnya di Marunda yang tanahnya lebih tinggi dan beban bangunannya belum banyak. Tahun 2004-2005 genangannya hanya 5-10 sentimeter, 2010 genangan karena rob sampai 70 sentimeter," kata Selamet.

Wakil Camat Penjaringan, Rusdianto, mengakui semakin parahnya penurunan permukaan tanah di kawasannya. Indikasi ini terlihat dari warga yang terus menerus menguruk tanah di sekitar rumahnya.

ARYANI KRISTANTI

Berita terkait

Kota Bekasi Antisipasi Permukaan Tanah Turun, Caranya?

31 Januari 2019

Kota Bekasi Antisipasi Permukaan Tanah Turun, Caranya?

Pemerintah Kota Bekasi mulai mengantisipasi menyusutnya cadangan air akibat pembangunan yang masif dan yang bisa memicu ancaman permukaan tanah turun.

Baca Selengkapnya

UI: Permukaan Tanah di Jakarta Utara Ambles 11 Cm Per Tahun

4 Desember 2018

UI: Permukaan Tanah di Jakarta Utara Ambles 11 Cm Per Tahun

Peneliti Universitas Indonesia (UI) menyatakan permukaan tanah turun 11 sentimeter per tahun di Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya

Prediksi Jakarta Tenggelam, Menteri PUPR Sepakat Pendapat Prabowo

22 November 2018

Prediksi Jakarta Tenggelam, Menteri PUPR Sepakat Pendapat Prabowo

Menteri PUPR Basuki Hadimulyono sepakat dengan pernyataan Prabowo Subianto tentang potensi Jakarta tenggelam pada 2025.

Baca Selengkapnya

Kata Anies Soal Prabowo Sebut 2025 Bundaran HI Jadi Laut

22 November 2018

Kata Anies Soal Prabowo Sebut 2025 Bundaran HI Jadi Laut

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan optimistis pernyataan Prabowo Subianto soal air laut akan mencapai Bundaran HI pada 20125 tak akan terjadi.

Baca Selengkapnya

Di Kota Depok, Permukaan Tanah Turun 0,3 Sentimeter Tiap Tahun

29 Mei 2018

Di Kota Depok, Permukaan Tanah Turun 0,3 Sentimeter Tiap Tahun

Pemerintah Kota Depok telah mengambil langkah antisipasi untuk mencegah permukaan tanah turun.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Tanah Ambles 60 Cm per Tahun karena Air Disedot

15 Maret 2018

Sandiaga Uno: Tanah Ambles 60 Cm per Tahun karena Air Disedot

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno menjelaskan, tanah ambles di Jakarta sebesar 60 cm tiap tahun karena penyedotan air tanah.

Baca Selengkapnya

Ahli ITB Sebut Solusi Penurunan Tanah Jakarta Belum Terpecahkan

25 Juli 2017

Ahli ITB Sebut Solusi Penurunan Tanah Jakarta Belum Terpecahkan

Masyhur Irsyam mengatakan, sepanjang pantai utara Jawa dari Surabaya hingga Jakarta mengalami penurunan tanah.

Baca Selengkapnya

Sebagian Pengungsi Tanah Retak di Ponorogo Pindah ke Lokasi Aman  

11 April 2017

Sebagian Pengungsi Tanah Retak di Ponorogo Pindah ke Lokasi Aman  

Sumani mengatakan petugas akan memasang alat untuk memantau pergerakan tanah.

Baca Selengkapnya

Tebing Longsor di Tasikmalaya, 1 Warga Tewas  

7 Januari 2015

Tebing Longsor di Tasikmalaya, 1 Warga Tewas  

Saat kejadian, korban tewas yang bernama Ma'mun bin Madsair, 73 tahun, sedang memperbaiki irigasi di kampungnya.

Baca Selengkapnya

Tanah Bergerak, Puluhan Warga Tasikmalaya Mengungsi

14 Juli 2014

Tanah Bergerak, Puluhan Warga Tasikmalaya Mengungsi

Kasus tanah bergerak terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, yakni di Kecamatan Cikatomas, Cigalontang, Taraju, dan Salawu.

Baca Selengkapnya