TEMPO Interaktif, Jakarta:Sejumlah wartawan cetak dan elektronik diusir olah aparat Kejaksaan Negeri Cibinong ketika akan melakukan konfirmasi kasus korupsi kepada Bupati Agus Utara Effendi. Akibatnya, wartawan melakukan pemboikotan kegiatan pemusnahan barang bukti narkotik dan obat-obatan terlarang di halaman kejaksaan. Pengusiran wartawan berawal dari kedatangan Agus Utara Effendi dan Komandan Komando Distrik Militer 0621/Cibinong Letnan Kolonel Lukas Rusdiono di Kejaksaan Negeri Cibinong, Kamis (23/6). Ketika akan memasuki ruangan didampingi Kepala Kejaksaan Marah Bangun Harahap, wartawan yang mengetahui kedatangan Bupati Bogor langsung berencana mengkonfirmasikan seputar kasus korupsi yang melibatkan dirinya Rp 1,2 miliar. Namun, belum sempat para wartawan mendekati Agus Utara untuk bertanya, salah seorang pegawai perempuan kejaksaan meminta wartawan keluar dari ruang pertemuan. Alasan pegawai itu, karena pejabat daerah Bogor akan melakukan rapat internal. Tak lama kemudian pegawai itu kembali memanggil wartawan agar tidak meninggalkan ruangan. Namun, wartawan langsung keluar ruangan dan meninggalkan acara. "Kami sangat kecewa dengan sikap arogansi pihak kejaksaan. Kami sudah lama menunggu, tetapi malah diusir," kata Ari Sopandi, wartawan Global TV. Ia mengatakan, pertemuan tersebut semula akan dilakukan terbuka berkaitan dengan pemusnahan barang bukti hasil tangkapan narkotik. Tapi yang terjadi, kata dia, malah menjadi pertemuan internal. Direncanakan, hari ini (Jumat, 24/6) para wartawan televisi dan cetak akan melakukan unjuk rasa di Kejaksaan Negeri Cibinong dan kantor Bupati Bogor. Wartawan menuntut agar kedua lembaga itu minta maaf dan mengklarifikasi kasus korupsi yang melibatkan bupati. "Selain itu, kami minta kejaksaan menjelaskan proses kasus dugaan korupsi," kata Taufik, reporter Lativi.Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Bogor Epi Helpian menyatakan, kasus pengusiran wartawan sudah termasuk pelecehan terhadap profesi wartawan. "Kami sangat menyesalkan kejadian itu."Kepala Kejaksaan Negeri Cibinong Marah Bangun Harahap ketika dimintai konfirmasi menolak memberikan penjelasan. Dia juga tidak bersedia menjawab pertanyaan wartawan. deffan purnama