Jokowi Acungi Jempol Soal Manajemen Proyek MRT  

Reporter

Editor

Febriyan

Senin, 21 September 2015 14:13 WIB

Aktivitas pekerja di proyek terowongan MRT, yang terletak di Patung Pemuda. Tunnel boring machine atau bor mesin raksasa, akan mulai digunakan pada 17 Agustus 2015, untuk proyek pembangunan jalur bawah tanah transportasi massal. Jakarta, 13 Agustus 2015. TEMPO/ Aditia noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memuji manajemen yang dilakukan kontraktor Jepang dalam pembangunan proyek mass rapid transit (MRT). Proyek MRT sempat menuai demontrasi sebelum diputuskan berjalan sejak 10 Oktober 2013. "Alhamdulillah sekarang bisa kita lihat proses pengerjaannya sangat bagus yang dulu orang demo. Semua orang takut kalau dikerjakan akan ada kemacetan di mana-mana," katanya saat membuka acara peresmian di bawah Patung Pemuda Senayan, Senin, 21 September 2015.

Jokowi mengatakan, dengan manajemen lalu lintas yang baik, kemacetan yang dikhawatirkan tak terjadi. "Saya harus mengatakan apa adanya, manajemen yang dilakukan kontraktor sangat bagus. Jepang, ya?" ujarnya. "Kita harus ngomong apa adanya. Sangat bagus."

Menurut Jokowi, pembangunan proyek MRT adalah keputusan politik. Soalnya, menurut perhitungan ekonomi, infrastruktur transportasi massal tersebut tak menguntungkan. Bukan hanya MRT, keputusan pembangunan LRT juga merupakan keputusan politik karena tak membuat untung.

"Kita sudah ketinggalan jauh sekali dari kota-kota besar di seluruh dunia kalau terlambat memutuskan. Itu keputusan politik, jangan dihitung-hitung lagi untung-rugi," ucapnya.

Jokowi membayangkan jika pembangunan MRT dikerjakan 25 tahun lalu. Dia yakin pembebasan lahan jauh lebih murah dan tak perlu meruntuhkan Stadion Lebak Bulus. Dia meminta masyarakat tak perlu ragu akan dampak proyek MRT, seperti kemacetan dan kekhawatiran terowongan ambrol. Apalagi proyek serupa sudah berjalan di banyak negara.

"Itu sudah ada ahlinya, jangan sok kita ngerti memberikan perkiraan-perkiraan yang kita belum pernah kerjakan. Ini kan pertama, apalagi pengamat-pengamat juga sering nakut-nakuti. Kalau kita dengerin terus ragu-ragu, enggak akan jalan," tuturnya.

ALI HIDAYAT

Berita terkait

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

2 jam lalu

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

Peringkat laboratorium Indonesia Digital Test House disebutkan hampir sama dengan Rumah Sakit Tipe A di bidang layanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

2 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

2 jam lalu

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

Bamsoet menilai pertemuan presiden dan mantan presiden penting dilakukan untuk menunjukkan keharmonisan antara pemimpin-pemimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

6 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

6 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

7 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

11 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

20 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

21 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

21 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya