Soal Ikan Teluk Jakarta, Nelayan ke Rizal Ramli: Ahok Bohong  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 4 Mei 2016 13:13 WIB

Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengerahkan semua Menteri teknis dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk sidak di Pulau Reklamasi C dan D, Jakarta Utara, 4 Mei 2016. Tempo/Avit Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli bertemu para nelayan Muara Angke setelah melihat proyek reklamasi Teluk Jakarta. Dalam pertemuan itu, warga Kampung Nelayan Muara Angke mengungkapkan unek-unek mereka terkait dengan proyek reklamasi.

Rizal Ramli dalam kesempatan tersebut juga bertanya tentang kebenaran berbagai isu yang bergulir terkait dengan nelayan dan reklamasi. "Benar enggak nelayan sudah enggak ada? Sudah enggak ada ikan?" tanya Rizal Ramli kepada nelayan di Muara Angke, Rabu, 4 Mei 2016.

Mendengar pertanyaan itu, para nelayan kompak berdiri dan mengatakan bahwa pernyataan tersebut tak benar. "Enggak, Ahok bohong!" ujar mereka kompak.

Pernyataan nelayan itu didasari ungkapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menyebutkan reklamasi tidak mengganggu nelayan karena sudah tak ada ikan lagi di Teluk Jakarta.

Baca: Ahok: Sebelum Reklamasi pun Tak Ada Ikan di Teluk Jakarta

Menurut Ahok, ikan di Muara Angke sudah habis lantaran airnya tercemar. Hal ini dilontarkan Ahok terkait dengan protes para nelayan yang menyatakan penghasilan mereka berkurang lantaran pembangunan pulau reklamasi.

Komentar ini sebenarnya sudah dibantah oleh kesatuan nelayan tradisional. Bahkan para nelayan sudah sempat mendatangi kantor Gubernur DKI dengan membawa hasil tangkapan semalam. Namun kelompok ini tidak dapat bertemu dengan Ahok, meski dia berada di kantor saat itu.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan nelayan Teluk Jakarta memang sulit mencari ikan. Namun, menurut dia, hal ini semakin sulit lantaran sumber pencemaran bertambah. "Kita akui ada limbah karena 13 sungai, tapi sekarang laut kita diaduk-aduk," kata Susi.

Susi menyayangkan kebijakan yang seolah-olah tidak berpihak pada nelayan. Padahal, pada pertumbuhan 18 tahun terakhir, nilai tukar nelayan merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor lain. Rata-rata nilai tukar nelayan untuk nasional mencapai 107, sementara nilai tukar nelayan 110. Hal ini berarti nilai tukar nelayan berada di garis batas 100.

Menanggapi hal ini, Rizal mengaku akan berkoordinasi untuk memperbaiki masalah tersebut. Ia menilai reklamasi merupakan praktek yang lumrah dilakukan di negara-negara lain. "Yang penting kajiannya gimana. Kebutuhan masyarakat juga harus terpenuhi, jangan menguntungkan satu pihak saja," tuturnya.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI


Berita terkait

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

10 September 2019

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

Menteri BUMN Rini Soemarno mengklaim proyek penataan kawasan atau reklamasi Pelabuhan Benoa sudah berjalan sesuai koridor.

Baca Selengkapnya

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

14 Juni 2019

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

Gubernur DKI Anies Baswedan menjelaskan alasannya menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan ratusan bangunan di area Pantai Maju (Pulau D) proyek reklamasi

Baca Selengkapnya

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

13 Juni 2019

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

Ruko-ruko di Pulau D atau Pantai Maju di wilayah pulau reklamasi tampak sepi aktivitas.

Baca Selengkapnya

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

27 Februari 2019

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

Kadin Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budi Mulyanto mengatakan telah mengoreksi konstruksi jembatan ke pulau reklamasi.

Baca Selengkapnya

Kajian Tanggul Laut Libatkan Ahli dari Belanda, Korea dan Jepang

11 Desember 2018

Kajian Tanggul Laut Libatkan Ahli dari Belanda, Korea dan Jepang

Staf Khusus Menteri PUPR, Firdaus Ali, mengklaim groundbreaking National Capital Integrated Coastal Development atau tanggul laut mulai tahun 2020.

Baca Selengkapnya

3 Pulau Reklamasi Dikuasai DKI, Anies Baswedan Siapkan Nama Baru

24 November 2018

3 Pulau Reklamasi Dikuasai DKI, Anies Baswedan Siapkan Nama Baru

Anies Baswedan akan mengumumkan nama baru dari tiga pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Tugaskan Jakpro Kelola Reklamasi, Dinilai Prematur

24 November 2018

Anies Baswedan Tugaskan Jakpro Kelola Reklamasi, Dinilai Prematur

Gubernur Anies Baswedan menugaskan Jakarta Propertindo mengelola tiga pulau meski belum ada Perda Reklamasi Teluk Jakarta.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Ingatkan Anies Dua Poin Raperda Reklamasi, Soal Apa?

3 Oktober 2018

DPRD DKI Ingatkan Anies Dua Poin Raperda Reklamasi, Soal Apa?

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono mengatakan ada 2 poin perlu diperhatikan Pemprov DKI Jakarta soal revisi raperda reklamasi.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Minta Revisi Raperda Reklamasi Rampung Tahun Ini

2 Oktober 2018

DPRD DKI Minta Revisi Raperda Reklamasi Rampung Tahun Ini

Ada dua raperda yaitu zonasi wilayah pesisir dan pulau kecil (RZWP3K, serta raperda kawasan pantura.

Baca Selengkapnya

Nasib 4 Pulau Reklamasi, Marco: Tunggu Kajian Dampak Lingkungan

29 September 2018

Nasib 4 Pulau Reklamasi, Marco: Tunggu Kajian Dampak Lingkungan

Ketua TGUPP jelaskan hasil kajian akan berikan kisi-kisi ilmiah tentang masa depan pulau-pulau reklamasi yang terlanjur ada.

Baca Selengkapnya