Petugas Polisi mendata puluhan preman yang sempat menguasasi Kampus Trisakti, Jalan Kyai Tapa, Tomang, Grogol, Jakarta, 24 Agustus 2016. Polisi juga menemukan pula 200 bambu runcing dan pentungan di dalam sebuah mobil. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat menyisir seluruh kawasan Universitas Trisakti setelah adanya ricuh mengenai pemilihan rektor. Polisi menangkap puluhan preman pendukung yayasan yang telah masuk di area kampus Universitas Trisakti.
"Kami tangkap orang tak berkepentingan yang telah masuk area kampus," kata Kepala Kesatuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto pada Rabu, 24 Agustus 2016. Kata dia, kepolisian juga menyita beberapa bambu, botol berisi bensin, dan ban bekas.
Menurut Didik, preman itu berjumlah sekitar 60 orang. Pada pagi hari polisi juga telah menangkap puluhan preman yang masuk kampus. Saat ini mereka telah dikirim ke Polda Metro Jaya untuk didata dan diperiksa.
Polisi juga mengatakan sampai saat ini belum menetapkan tersangka kerusuhan. Didik masih membutuhkan waktu untuk proses penyelidikan. Kata dia, saat ini kondisi kampus telah kondusif.
Puluhan orang yang ditangkap polisi rata-rata adalah preman yang diduga disewa oleh pihak yayasan. Preman itu telah masuk kampus sejak dinihari. Mereka sebelumnya telah keliling sembari membawa bambu dan berteriak-teriak. Sempat terjadi kericuhan akibat kejadian ini.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komusaris Besar Awi Setiyono mengatakan telah menerjunkan sekitar 300 personel untuk mengamankan sejak pukul 06.00 WIB. "Kami juga berupaya mendampingi mediasi antara yayasan dengan senat," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, pada Rabu, 24 Agustus 2016.
Awi menuturkan saat pengamanan juga terjadi pengerahan massa oleh pihak otoritas dan dilanjutkan dengan aksi penolakan oleh mahasiswa. Kemudian polisi juga menyisir kampus tersebut dan mengamankan beberapa orang.