Sutiyoso : Penduduk Jakarta Harus Dikendalikan

Reporter

Editor

Kamis, 7 Agustus 2003 09:33 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Urban Poor Consortium (UPC) menghadirkan tiga saksi sukarela ke Polda Metro Jaya untuk mengungkap keterlibatan ketua Forum Betawi Rempug (FBR), Fadloli El Muhir dalam aksi penyerangan massa FBR terhadap massanya di Komnas HAM 28 Maret silam. Tiga orang saksi, yakni Edi Saedi, koordinator penarik becak, Suratman dan Faisal Sanjaya datang pada Selasa (23/4) siang secara sukarela karena tidak dipanggil oleh Polda Metro Jaya. Mereka didampingi pengacaranya, Reinhart Parapat, diperiksa Satuan Reserse Bangunan dan Tanah Polda Metro. Edi mengaku pernah bernegosiasi dengan Fadloli saat massa FBR akan menyerang massa UPC ketika berdemonstrasi di Balai Kota DKI Jakarta, sebulan lalu (13/3). Namun ajakan Edi itu tidak dihiraukan. Bahkan, kata Edi, Fadloli memerintahkan anak buahnya merampas spanduk dan poster yang dibawa massa UPC. Edi mengaku melihat golok di balik baju tradisional Betawi berwarna hitam yang dikenakan Fadloli. “Kalau mau negosiasi kita ke DPRD saja,” kata Fadloli seperti ditirukan Edi. Sedangkan Faisal Sanjaya mengaku diberitahu oleh salah seorang anggota massa FBR yang turun dari motor agar koordinator UPC Wardah Hafidz segera bersembunyi. Pasalnya, kata Faisal, mengutip seorang anggota FBR itu, orang-orang FBR sedang mencari Wardah. Wardah, ketika diberitahu Faisal, langsung masuk ke mobil pengeras suara. Sementara Edi dan Faisal menolong seorang anggota UPC yang sedang dikeroyok oleh massa FBR karena tiba-tiba saja situasi menjadi kacau. Saksi lainnya, Suratman, mengaku melihat sebuah metromini yang ditumpangi massa FBR membawa senjata tajam. Menurut Horas Siringoringo, anggota tim advokasi UPC yang juga hadir mendampingi ketiga saksi, kehadiran ketiganya untuk membantah pernyataan FBR. Sebelumnya pekan lalu, pengacara FBR, Suhana Natawilwana, berkata bahwa tujuh tersangka dari FBR yang terlibat penyerangan di Komnas HAM bukan atas dasar perintah organisasi. “Tidak mungkin penyerangan tanggal 28 berdiri sendiri, pasti terkait dengan penyerangan sebelumnya dengan Fadloli sebagai aktor di belakangnya,” kata Siringoringo. Sebelum penyerangan di Komnas HAM, massa FBR juga tercatat tanggal 13 dan 20 Maret 2002 menyerang massa UPC di Balai Kota DKI Jakarta saat massa UPC mendemo Gubernur Sutiyoso soal penanganan banjir. UPC mensinyalir aksi penyerangan dalam tiga kesempatan itu melibatkan petinggi FBR di belakangnya. Menurut Siringoringo, tim UPC juga sudah menghadap ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Achmad Tirtosudiro untuk menanyakan Fadloli karena Fadloli tercatat sebagai anggota DPA. Ketika ditanya kenapa kesaksian baru diberikan sekarang, Reinhard Parapat mengatakan sebenarnya pada 14 Maret yang silam, pihaknya sudah melaporkan aksi penyerangan itu kepada polisi. Namun, polisi tidak merespon laporannya. (Bagja Hidayat-Tempo News Room)

Berita terkait

5 Destinasi Wisata Alam Wajib Dikunjungi Saat ke Lumajang: Gua Tetes Hingga Hutan Bambu

45 menit lalu

5 Destinasi Wisata Alam Wajib Dikunjungi Saat ke Lumajang: Gua Tetes Hingga Hutan Bambu

Selain itu, Lumajang juga memiliki berbagai destinasi alam lainnya yang memikat, seperti gua tetes dan hutan bambu yang mirip dengan di Jepang.

Baca Selengkapnya

18 Titik Jalan Nasional Rusak Parah Akibat Banjir Bandang di Sumatera Barat

57 menit lalu

18 Titik Jalan Nasional Rusak Parah Akibat Banjir Bandang di Sumatera Barat

Rusaknya beberapa jalan tersebut diakibatkan banjir bandang dan longsor yang melanda Sumatra Barat pada Sabtu, 11 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Putus tapi Masih Cinta, Bagaimana Meredam Rasa Sakit?

1 jam lalu

Putus tapi Masih Cinta, Bagaimana Meredam Rasa Sakit?

Memutuskan hubungan dengan orang yang masih dicintai memang sangat sulit. Rasa sakit dan patah hati akan lama membekas. Bagaimana meredamnya?

Baca Selengkapnya

BEM UNS Protes Kenaikan IPI dari Rp25 Juta Jadi Rp100 Juta

1 jam lalu

BEM UNS Protes Kenaikan IPI dari Rp25 Juta Jadi Rp100 Juta

Selain UKT, Syafnat mengatakan, UNS juga menaikkan biaya IPI berkali-kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

BEM Unri: 150 Mahasiswa Kesulitan Bayar UKT, Gaji Rp 1,8 Juta Dapat UKT Rp 7 Juta

1 jam lalu

BEM Unri: 150 Mahasiswa Kesulitan Bayar UKT, Gaji Rp 1,8 Juta Dapat UKT Rp 7 Juta

Menurut BEM Unri, ada sekitar 150 mahasiswa dan calon mahasiswa baru yang kesulitan membayar UKT.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

2 jam lalu

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam slab Lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Sinopsis Film Vina yang Raih Satu Juta Penonton di Hari Ketiga Penayangan

2 jam lalu

Sinopsis Film Vina yang Raih Satu Juta Penonton di Hari Ketiga Penayangan

Film Vina: Sebelum 7 Hari ramai diperbincangkan. Tiga hari setelah penayangan, jumlah penonton bahkan mencapai 1 juta. Ini sinopsis film Vina.

Baca Selengkapnya

Sepuluh Tahun Tak Dapatkan Hak Milik, Penghuni Apartemen Malioboro City Sleman Protes

2 jam lalu

Sepuluh Tahun Tak Dapatkan Hak Milik, Penghuni Apartemen Malioboro City Sleman Protes

Warga penghuni Apartemen Malioboro City Yogyakarta di Sleman minta Pemerintah Sleman turun tangan selesaikan kasus mereka.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

2 jam lalu

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

Tito Karnavian menekankan pentingnya realisasi APBD dalam pengendalian tingkat inflasi.

Baca Selengkapnya

Banjir di Sumatera Barat Sebabkan Jalan Nasional Terputus, Masyarakat Diimbau Lewat Jalan Alternatif

2 jam lalu

Banjir di Sumatera Barat Sebabkan Jalan Nasional Terputus, Masyarakat Diimbau Lewat Jalan Alternatif

Bencana alam banjir bandang di Sumatera Barat menyebabkan sejumlah jalan nasional terputus. Masyarakat diminta lewat jalur alternatif.

Baca Selengkapnya