PPSU DKI alias pasukan oranye, memeotret rekannya yang sedang menyapu jalanan di kawasan Senen, Jakarta, 23 Januari 2017. Jumlah pelamar pasukan oranye mencapai rata-rata 150 orang per kelurahan pada tahun 2017 ini, padahal kuota tiap kelurahan hanya 70 petugas. ANTARA/Yudhi Mahatma
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menilai kinerja Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) atau pasukan oranye menurun. "Sekarang kok PPSU agak malas-malasan," kata Prasetio di Balai Kota DKI, Senin, 24 Juli 2017.
Prasetio mengatakan para petugas PPSU di kawasan Menteng kini sudah tak terlihat berkeliaran. Begitu pun saat mengunjungi kawasan Tanah Tinggi, Johar Baru, dan Tebet, tak terlihat ada PPSU. Bahkan, kata dia, ada PPSU yang terlihat bersantai di mobil operasional.
Ia meminta kepada Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, wali kota, lurah, serta camat untuk meningkatkan kinerja PPSU. "Saya kan enggak ngerti sistem kinerja mereka, kontrol mereka gimana. Apalagi itu andalan pemerintah daerah," katanya.
Prasetio menilai kinerja PPSU saat era kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama Djarot sudah cukup baik. Sebab, ia melihat PPSU tidak akan lepas dari tempat strategis yang mudah dilihat masyarakat. "Sekarang kotor kelihatannya," ujarnya.