Sejumlah pedagang kaki lima berjualan di trotoar kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, 10 Juni 2017. Pertengahan bulan ramadan dimanfaatkan warga untuk berbelanja kebutuhan lebaran. TEMPO/Fajar Januarta
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menolak usulan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lulung Lunggana agar kawasan Tanah Abang dijadikan pasar tumpah setiap hari Senin dan Kamis.
Menurut Saefullah, ketertiban lalu lintas, baik itu di jalan raya mau pun jalur pejalan kaki harus dilaksanakan tanpa pengecualian. "Kalau tertib itu harus setiap saat, tidak boleh hanya Senin-Kamis," ujar Saefullah di Balai Kota, Kamis, 3 Agustus 2017.
Jika diberikan pengecualian dan kawasan Tanah Abang ditutup khusus bagi PKL dikhawatirkan para pedagang akan menuntut lebih dari pemerintah.
"Kalau bebas dua hari, nanti minta tambah tiga hari, nanti minta empat hari. Tidak ada, pokoknya trotoar harus tertib. Apalagi di Tanah Abang, harus kita jaga betul," kata Saifullah.
Sebelumnya Lulung sempat berkomentar mengenai program Bulan Patuh Trotoar yang memprioritaskan hak pejalan kaki serta bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya pengendara kendaraan roda dua.
"Harus tertib. Jangan ada lagi yang melanggar karena trotoar dibuat oleh kita dengan uang rakyat harus dijaga ketertibannya. Tak boleh ada lagi yang langgar," katanya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu, 2 Agustus 2017.
Menurut Lulung, kawasan yang perlu diberikan perhatian khusus adalah kawasan sentra ekonomi seperti Jatinegara, Tanah Abang, dan Senen, yang fungsi jalur pejalan kakinya sering disalahgunakan oleh PKL.
Dirinya mengusulkan agar kawasan pasar Tanah Abang ditutup pada hari Senin dan Kamis untuk kemudian memberikan kesempatan bagi PKL untuk berjualan di sepanjang Jalan Jati Baru hingga pertigaan Jalan Petamburan.