Protes Dugaan Pembunuhan, Agustinus Kembali Bertengger di Sutet
Editor
Ali Anwar
Kamis, 17 Agustus 2017 16:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Agustinus Woro sudah tiga hari bertengger di tower saluran udara tegangan ekstra tinggi atau sutet di Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Lelaki asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu memanjat sutet pada Senin, 14 Agustus 2017.
Dari atas tower yang tingginya sekitar lima puluh meter itu, Agustinus membentangkan beberapa spanduk putih bernada protes dengan kalimat "Jual organ tubuh untuk pengusutan kasus pembunuhan anak-anak di NTT oleh TNI dan Densus" dan "Bubarkan partai korup. Partai partai korup=komunis".
Baca: Hujan Deras, Agustinus Woro Bertahan di Menara Papan Reklame
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Komisaris Sungkono mengatakan, meski spanduk tersebut bernada protes, namun pihaknya belum mengetahui alasan dan motif pasti Agustinus naik ke tower.
Hingga Kamis sore, Agustinus tidak kunjung turun. "Belum mau turun juga," kata Sungkono, Kamis, 17 Agustus 2017. Petugas penyelamatan dari pemadam kebakaran, ujar Sungkono, telah membujuk Agustinus agar turun sejak tiga hari lalu. “Sayangnya dia menolak,” ujar Sungkono.
Sungkono menduga Agustinus mengalami gangguan jiwa. "Stress saja. Sudah berkali-kali dia begitu. Ingin tersohor aja dia," kata Sungkono. Menurut Sungkono, Agustinus adalah pria asal Nusa Tenggara Timur.
Sungkono belum dapat memastikan apakah Agustinus memiliki keluarga di Jakarta atau tidak. Dia juga tak tahu pasti masalah apa yang menjerat Agustinus hingga nekat naik ke tower. Saat ini, kata dia, polisi masih akan menunggu Agustinus untuk turun sendiri. "Kita lihat saja. Kalau lama-lama dia juga capek sendiri," kata Sungkono.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara Satriadi Gunawan mengatakan saat petugas naik untuk membujuk agar turun, Agustinus malah mengancam petugas. "Dia bawa bensin dan korek api. Petugas kami diancam dibakar," ujar Satriadi kepada Tempo.
Saat mau mengevakuasi Agustinus, ujar Satriadi, petugas melihat bensin yang ditaruh di dalam botol minuman plastik. Agustinus juga membawa bekal makanan. Satriadi kewalahan atas aksi Agustinus.
Menurut Satriadi, Agustinus hanya mencari sensasi. Alasannya, Agustinus memanjat tower bukan lah yang pertama. "Cari sensasi aja. Dia pernah memanjat tower Jakarta Selatan dua kali dan di Jakarta Utara juga dua kali," ujar Satriadi.
Petugas kembali membujuk Agustinus pada Rabu pagi, namun dia tetap menolak. "Katanya nanti dia bakal turun sendiri," ucap Satriadi. Lantaran khawatir membahayakan objek vital dan petugas, Satriadi telah berkoordinasi dengan Polres Jakarta Utara.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Muhammad Nurkhoiron mengatakan lembaganya pernah menangani kasus Agustinus. Namun, dia tidak mendetailkan ceritanya. Agustinus, kata Nurkhoiron, hanya mengadu soal kemenakannya yang tewas diduga melibatkan oknum TNI.
Namun, ujar Nurkhoiron, kasus tersebut tak terbukti. "Itu pernah sekali kami turunkan dia dari tower di Gatot Subroto tahun 2013 atau 2014, kalau tidak salah. Nurkhoiron sependapat dengan polisi dan pemadam kebakaran: memiliki masalah kepribadian.
Baca juga: Panjat Menara Papan Reklame, Pria Ini Bawa Bekal Makanan
"Dia punya masalah dengan pribadinya sendiri," ujar Nurkhoiron. "Kalau cukup kuat, bukan hanya Komnas HAM yang bantu, tapi teman LSM lain juga bantu," kata Nurkhoiron.
DEVY ERNIS