Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Upaya Djarot Bereskan Kabel Utilitas yang Semrawut di Jakarta?

Reporter

Editor

image-gnews
Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat bersama istrinya, Heppy Farida, melakukan peletakan batu pertama dalam acara Groundbreaking pembangunan Clubhouse dan Fasilitas Olahraga di Taman BMW, Jakarta Utara, 9 September 2017. TEMPO/Adam
Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat bersama istrinya, Heppy Farida, melakukan peletakan batu pertama dalam acara Groundbreaking pembangunan Clubhouse dan Fasilitas Olahraga di Taman BMW, Jakarta Utara, 9 September 2017. TEMPO/Adam
Iklan
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku geram dengan kabel utilitas yang dipasang secara semrawut pada jalan-jalan di ibu kota. Kabel-kabel tersebut dipancang pada sebuah tiang-tiang yang memenuhi trotoar Jakarta, sehingga bukan tidak mungkin akan mengganggu aktivitas masyarakat, khususnya penyandang disabilitas. 

"Ini sangat mengganggu saudara kita yang disabel, bisa menabrak dia. Makanya semua tiang akan kami hilangkan," ujar Djarot seusai memberikan pengarahan terkait kebijakan utilitas bersama di Balai Kota Jakarta, Selasa 2 Oktober 2017.

Djarot mengatakan beberapa operator sudah menanamkan utilitas kabelnya di dalam tanah, namun jumlah pemilik kabel utilitas di atas tanah jauh lebih banyak. Untuk merapikan jaringan utilitas tersebut, Djarot mengatakan akan menyusun peraturan gubernur yang, mengatur lebih tegas kepada operator. 

Adapun alasan pembuatan peraturan gubernur lantaran Djarot merasa Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 1999 tentang jaringan utilitas sudah tidak efektif mengatur pemanfaatan ruang bawah tanah.

Djarot menyebutkan hanya beberapa operator yang memanfaatkan bawah tanah, seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan Perusahaan Gas Negara (PGN). 

Selain itu, pengerjaan instalasi utilitas bawah tanah oleh sejumlah operator juga kerap merusak infrastruktur pemerintah karena melakukan bongkar pasang tanpa memperhatikan keadaan semula.

Selama pengerjaan proyek juga dianggap kerap memicu kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas. Menurut Djarot, hal itu disebabkan Perda nomor 8 tahun 1999 sebagai payung hukum sudah tidak relevan lagi dengan kekinian. 

"Sekarang jumlahnya setelah saya tanya ada 50 operator di Jakarta yang menggunakan fiber optik, artinya membutuhkan ruang bawah tanah," ujar Djarot.

Pada 8 Oktober mendatang, Djarot berencana memulai pemasangan utilitas kabel di dalam tanah berbarengan dengan dimulainya pelebaran trotoar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin. Adapun payung hukumnya, Djarot akan menariknya dari Perda Nomor 8 Tahun 1999.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami akan buat kesepakatan bersama agar semua pengguna jaringan utilitas masuk bawah tanah melalui sistem ducting sekaligus penataan trotar kita," ujar Djarot. Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faisal mengatakan ducting yang akan dibuat oleh Pemprov DKI itu berbentuk kota dengan panjang dan lebar 1,8 x 1,2 meter di kedalaman 2,3 meter. Tujuan pembuatan kotak itu agar semua operator bisa menggunakan teknik pengeboran. Sampai saat ini, ducting yang tersedia tersebut panjangnya sudah 46 kilometer. 

"Tahun ini targetnya 1.100-an kilometer yang tersebar di trotoar yang sudah kami bangun, misalnya kawasan Blok M, Rawamangun, Muara Karang, Pesakih," ujar Yusmada. 

Tahun ini, pembangunan ducting juga akan mencakup lima wilayah, yaitu masih di sekitar Blok M, kawasan Lapangan Banteng, Jatinegara, Jalan Kiai Tapa, dan kawasan Kota Tua.

Dinas Bina Marga menyebutkan pembuatan ducting tersebut bersamaan dengan pelebaran trotoarnya. "Sehingga, setelah dibangun (ducting) sudah tidak ada lagi (pemasangan kabel) menghancurkan trotoar," ujar Yusmada.

Tahun lalu, revitalisasi trotoar lengkap dengan ducting hanya mencapai 50 kilometer, adapun penambahan tahun ini hanya 80 kilometer. Pembangunan tersebut tersendat anggaran daerah.

Yusmada menuturkan pembangunan trotoar lengkap dengan ducting masih akan tetap mengandalkan dana dari sektor swasta lewat mekanisme corporate social responsibility (CSR) atau kompensasi dari koefisien lantai bangun (KLB). 

"Kalau pendekatan APBD begitu, kerjanya lama, menunggu anggaran, lelang dulu. Kalau mereka 'kan enggak perlu, tapi perlu aturannya dulu," ujar Yusmada. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anies Dilantik, Djarot Belum Pasti Hadiri Serah Terima Jabatan

16 Oktober 2017

Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengacungkan dua jarinya saat menemui para pendukungnya dalam acara Kaleidoskop dan Terima Kasih Gubernur 2012-2017 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, 14 Oktober 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Anies Dilantik, Djarot Belum Pasti Hadiri Serah Terima Jabatan

Kepala Biro Kepala Daerah DKI, Mawardi belum memastikan apakah Djarot Saiful hadir dalam serah terima jabatan Gbernur DKI Jakarta.


Balasan Djarot Disebut Saefullah Gubernur Jomblo

15 Oktober 2017

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menghadiri acara Kaleidoskop dan Terima Kasih Untuk Ahok-Djarot di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Dalam acara yg diselenggarakan oleh para relawan itu, Ahok menyampaikan pidato terakhirnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Foto: TEMPO/M. YUSUF MANURUNG
Balasan Djarot Disebut Saefullah Gubernur Jomblo

Djarot menuturkan, seluruh satuan kerja perangkat daerah memberinya dukungan, rasa cinta, dan simpati yang ditunjukkan dengan bekerja keras.


Djarot Berakhir, Kuda Kereta Kencana Takut Mundur

15 Oktober 2017

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, bersama istrinya, Happy Farida, menaiki kereta kencana dari Balai Kota DKI menuju Gedung Joang, 15 Oktober 2017. Tempo / Friski Riana
Djarot Berakhir, Kuda Kereta Kencana Takut Mundur

Mengakhiri jabatan gubrnur, Djarot dan istrinya, Happy Farida, menggunakan kereta kencana yang ditarik kuda . Kudanya sempat takut mundur.


Detik-detik Djarot Tinggalkan Kursinya di Balai Kota Jakarta

13 Oktober 2017

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berfoto bersama anak-anak saat meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) KKO yang berasal dari dana corporate social responsibility (CSR) di Komplek Marinir Cilandak, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat, 13 Oktober 2017. TEMPO/Larissa
Detik-detik Djarot Tinggalkan Kursinya di Balai Kota Jakarta

Djarot ingin menyelesaikan pekerjaan di kursi wakil gubernur di Balai Kota pada hari terakhir. Namun, ia memperkirakan tak selesai sampai dinihari.


Gaya Rayuan Djarot ke Happy Farida Menjelang Lengser

13 Oktober 2017

Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat dan Istrinya, Happy Farida berpose di Jembatan Simpang Susun Semanggi sebelum membuka jalur untuk diuji coba pada Jumat, 28 Juli 2017. TEMPO/INGE KLARA
Gaya Rayuan Djarot ke Happy Farida Menjelang Lengser

Happy Farida melempar senyum kepada Djarot di tengah tepuk tangan tetamu tamu undangan


Menjelang Selesai Jabatan, Djarot Saiful Borongan Resmikan Proyek

6 Oktober 2017

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meresmikan 18 pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan dua rumah sakit umum daerah (RSUD) tipe D di Puskemas Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu, 4 Oktober 2017. TEMPO/Larissa
Menjelang Selesai Jabatan, Djarot Saiful Borongan Resmikan Proyek

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful meresmikan lima proyek sebelum jabatannya selesai pada 16 Oktober.


Perpisahan Djarot Batal Dilepas Tarian Betawi 40 Ribu Siswa

3 Oktober 2017

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, seusai menghadiri acara penandatanganan nota kesepahaman pajak dan retribusi bersama KPK, gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, 25 September 2017. Badan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Tim Optimalisasi Penerimaan Daerah KPK untuk mencegah kebocoran penerimaan pajak dengan menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 35,2 triliun. TEMPO/Imam Sukamto
Perpisahan Djarot Batal Dilepas Tarian Betawi 40 Ribu Siswa

Semula, acara perpisahan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat akan dimeriahkan tarian Betawi oleh 40 ribu siswa.