TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat menggeber vaksin ulang difteri di wilayah setempat. Sebab, wabah penyakit yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphteriae itu dianggap mulai berkembang di wilayahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Kusnanto Saidi mengatakan, sepanjang 2017 sampai dengan 14 Desember ada laporan difteri sebanyak 17 kasus. Empat diantaranya positif difteri, delapan negatif, dan lima yang baru di bulan Desember masih diteliti di laboratorium.
Baca : Pasien Difteri di RSPI Sulianti Suroso Bertambah Jadi 57
"Pasien berasal dari lima kecamatan, tidak ada yang sampai meninggal," kata Kusnanto, Jumat, 15 Desember 2017.
Wilayah itu, kata dia, Mustikajaya, Jatiasih, Bekasi Timur, Bekasi Barat, dan Bekasi Selatan. Menurut dia, Kementrian telah menetapkan status kejadian luar biasa di beberapa provinsi, termasuk Kota Bekasi. "Kami sudah membuka layanan vaksin palsu sejak awal pekan ini," kata dia.
Menurut Kusnanto, sampai dengan 14 Desember kemarin jumlah anak yang divaksin ulang sudah mencapai 32.057. Layanan dibuka di tempat layanan kesehatan yang tersebar di Kota Bekasi, mulai dari pos pelayanan terpadu (Posyandu), pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), dan 44 rumah sakit baik swasta maupun milik pemerintah. "Sasaran kami 973.634 anak usai 1-19 tahun," kata dia.
Kepala Bidang Keperawatan RSUD Kota Bekasi, Sudirman, mengatakan Sudirman mengatakan, pada Selasa lalu ada dua pasien yang diduga suspek difteri. Sebab, gejala yang dialami mirip dengan gejala awal seperti difteri. Lantaran RSUD Kota Bekasi belum siap merawat, maka, pasien itu dirujuk ke Rumah Sakit Suryanti Suroso di Jakarta.
Sudirman mengatakan, pihaknya kini tengah menyiapkan fasilitas khusus untuk menampung pasien yang suspek difteri. Fasilitas khusus itu berupa 10 ruangan dengan kapasitas 40 tempat tidur berikut perlengkapannya di gedung baru di Jalan Mayor Oking. "Paling lambat Selasa sudah bisa digunakan," kata dia.