TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan disertai angin kencang akan melanda sebagian besar wilayah Jakarta selama tiga hari. Angin kencang juga dirasakan selama beberapa hari belakangan.
Dalam laman Twitter resminya, BMKG menyebutkan penyebab angin kencang di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur dalam beberapa hari terakhir. Menurut BMKG, angin kencang itu dipicu besarnya selisih tekanan udara antara dataran Asia dan Australia. Hal tersebut dipengaruhi posisi gerak semu tahunan matahari, yang saat ini berada di selatan ekuator.
"Sehingga mengakibatkan bumi bagian selatan ekuator menjadi lebih panas dan tekanannya relatif lebih rendah dibandingkan bumi bagian utara ekuator," demikian laporan BMKG melalui akun Twitter-nya, Ahad, 28 Januari 2018.
BMKG mencatat, saat ini, nilai tekanan udara di dataran tinggi Siberian, yang ada di sebelah Utara Indonesia, sekitar 1.030-1.034 hektopascal (hPa). Sedangkan tekanan udara di Australia, yang ada di selatan Indonesia, mencapai 998 hPa.
Mengingat sifat udara yang bergerak dari tekanan tinggi menuju tekanan yang lebih rendah, selisih tekanan udara 36 hPa ini, menurut BMKG, memicu pergerakan massa udara yang cukup kuat dari Asia menuju wilayah Indonesia. Hal itulah yang menyebabkan angin berembus kencang di wilayah Jakarta belakangan ini dan beberapa hari ke depan.
BMKG menyatakan kondisi angin kencang juga dipicu posisi tekanan terendah di wilayah Australia berada di selatan NTT atau di selatan wilayah Indonesia bagian timur tanpa disertai kemunculan daerah siklonik di selatan Banten atau Jawa Barat. Sehingga pergerakan angin menjadi makin kuat dari Laut Natuna Utara menuju wilayah sekitar Bangka-Belitung dan kemudian dibelokkan ke arah barat oleh rotasi bumi.