TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tradisi saling meminta maaf saat Hari Raya Idul Fitri di Indonesia unik. Keunikan itu, kata dia, muncul karena selama bulan Ramadan hingga awal bulan Syawal, seorang muslim dituntut untuk merendahkan diri.
"Merendahkan diri kita, merendahkan hati kita untuk bermaafan pada sesama," kata Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 15 Juni 2018.
Baca: JK Salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal Bersama Anies Baswedan
Anies Baswedan melaksanakan salat Idul Fitri 1439 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Setelah salat, dia datang ke Balai Kota menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, pejabat di lingkungan pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, serta warga yang salat Idul Fitri di Balai Kota.
Anies Baswedan menuturkan perayaan Idul Fitri bukan hanya berarti kemenangan untuk pribadi. Kemenangan itu, kata dia, juga berarti untuk satu bangsa. "Fitrah kita sebagai bangsa, kembali menghormati, saling menghargai, momen kembali kita sebagai satu bangsa dan senegara," ucapnya.
Baca: Malam Takbiran, Anies Baswedan Dijamu 65 Rantang Makanan Lebaran
Senada dengan Anies, Sandiaga memaknai Idul Fitri tidak hanya sebagai kemenangan dalam dimensi melawan hawa nafsu dan hanya saat Ramadan. "Insya Allah kita bisa mendapatkan kemenangan di bulan berikut untuk mengatasi kemiskinan, pengangguran yang masih banyak di wilayah sekitar kita," kata Sandiaga.
Setelah dari Balai Kota, Anies Baswedan dan Sandiaga akan menuju ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Keduanya bakal bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yang juga menggelar open house Idul Fitri.