TEMPO.CO, Jakarta – Koordinator Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus mempertanyakan keberadaan shelter ojek online yang menutup sebagian trotoar di Jalan Pintu Satu Senayan, Jakarta Selatan, yang berada tepat di sisi kiri FX Plaza.
"Kami sampaikan dan sudah berkoordinasi, akhirnya disepakati akan dipindahkan," kata Alfred Sitorus yang berada di shelter ojek online tersebut, Rabu malam, 15 Agustus 2018.
Baca juga: Shelter Ojek Online Caplok Trotoar, Pejalan Kaki: Digeser Saja
Ia mengatakan manajemen Grab, Inasgoc dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta pun telah mencari lokasi lain yang menjadi alternatif pemindahan shelter tersebut.
Menurut dia, shelter tersebut bukan seperti halte pada umumnya yang digunakan untuk menunggu bus atau angkutan umum.
Shelter tersebut merupakan meeting poin ojek online untuk menjemput penumpangnya.
"Jadi bukan tempat untuk menunggu penumpang," ujarnya. "Grab memasang meeting poin di lokasi itu karena menjadi official sponsor Asian Games."
Ia mengatakan sebenarnya shelter tersebut mau dibongkar siang tadi, bersamaan dengan shelter lain yang berada di seberangnya. Namun, manajemen FX Plaza meminta shelter tersebut dibongkar sekitar pukul 23.00.
"Agar tidak mengganggu mereka. Kalau yang diseberangnya pukul dua siang tadi sudah dibongkar," ucapnya.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko membenarkan shelter tersebut bakal dipindahkan pukul 23.00 malam ini. "Kami mengapresiasi shelter tersebut mau digeser," ujarnya.
Ia mengatakan shelter tersebut bakal digeser tidak jauh dari lokasi awal, yakni di dekat cerukan bus di lokasi itu. "Kami minta dipindahkan ke lokasi yang tidak mengganggu pejalan kaki."
Seorang pejalan kaki, Apul Damanik mengatakan keberadaan shelter tersebut memakan sebagian badan trotoar.
"Shelternya menurut saya terlalu besar. Seharusnya buat yang biasa saja," kata karyawan swasta di kawasan SCBD itu.
Shelter yang berbentuk helm tersebut mempunyai panjang sekitar 4 meter dan lebar 2,5 meter. Keberadaan shelter tersebut menyebabkan lebar trotoar yang berada di lokasi itu tinggal sekitar 2 meter.
Ia mangatakan saat ini trotoar tersebut belum mempunyai guiding block atau jalur pemandu bagi penyandang disabilitas. Jika, jalur tersebut rencananya bakal dipasang guiding block, maka bakal mengganggu. "Sebab, membuat kelokan karena terhalang shelter tersebut," ujarnya.
Simak juga: Koalisi Pejalan Kaki Mau Polisi - Dishub Gencarkan Tertib Trotoar
Pejalan kaki lainnya, Sandra, 23 tahun, melihat keberadaan shelter Grab tersebut membuat penumpukan kendaraan ojek online. Sebabnya, banyak ojek online yang menunggu di sana. Apalagi, tidak sampai 10 meter ada halte bus.
"Saran saya digeser saja lebih jauh sebab di sana sudah ada halte juga di lokasi itu," ujarnya menjelaskan soal shelter ojek online.