TEMPO.CO, Tangerang - Warga Kampung Kadu Sirung, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang mendesak penjelasan penyebab tanah bergerak yang membuat jalan dan satu rumah di kampung itu retak. Desakan mereka tujukan kepada pemerintah daerah setempat yang sejauh ini telah langsung turun ke lokasi dan mengaspal jalan yang retak itu.
Baca:
Waspadai Tanah Bergerak, Warga Kampung Ini Aktifkan Lagi Ronda Malam
“Sampai saat ini warga masih was-was karena belum tahu penyebab tanah retak ini, kami meminta penjelasan yang detail,” ujar Kepala Desa Kadu Sirung Samsu Guna Miharja, Rabu 17 Oktober 2018.
Samsu masih menunggu penjelasan itu di hari ketiga pasca munculnya retakan tanah sekitar sepanjang 50 meter dengan kedalaman bervariasi dari 0,5 sampai 1 meter di RT 04, RW 01. Dia menyatakan menghargai respons cepat pemerintah daerah yang mengaspal jalan, namun dia tetap berharap ada penjelasan langsung yang bisa membuat warganya tenang dan bisa beraktivitas normal.
Baca:
Tanah Bergerak di Tangerang, Jalan Terbelah Setelah Hujan Deras
“Warga kampung dibayangi ketakutan dan kepanikan dan sekarang setiap malam ronda untuk berjaga-jaga kalau tanah bergerak terjadi lagi.”
Retakan akibat tanah bergerak di Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. FOTO Dinas Bina Marga Kabupaten Tangerang
Ketua RT 04 Maryadi menambahkan, warga takut fenomena tanah bergerak di kampungnya serupa dengan bencana likuefaksi. Potensi tanah longsor juga ada di kampung itu. “Karena posisi tanah cukup tinggi, ada jurang sedalam 10 meter di pinggir kampung kami ini,” kata Maryadi.
Baca:
Tanah Bergerak di Pagedangan Bukan Likuifaksi, Ini Alasannya
Secara terpisah Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kasbani, memastikan tanah bergerak di Pagedangan, Tangerang, bukan likuefaksi. Kasbani menyebut gejala bencana pencairan tanah itu selalu didahului getaran atau gempa dan tanahnya berpasir.
“Kayaknya likuifaksi nggak di situ (Pagedangan),” kata dia, Selasa 16 Oktober 2018.