TEMPO.CO, Jakarta -Sopir Bajaj BBG di Jakarta menerima janji dari Pemerintah DKI untuk optimalisasi fungsi Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) untuk penyediaan BBG untuk bajaj. Pemerintah disebut minta waktu seminggu.
Baca laporan sebelumnya:
Tak Dibagikan BBG, Sopir Bajaj Mengeluh Dianaktirikan di SPBG
"Kami akan turunkan 5000 bajaj untuk menuntut janji yang mereka sampaikan hari ini jika seminggu tak ada perubahan," kata Koordinator Lapangan Bajaj Komunitas (BATAS), Nasikin, di ujung unjuk rasa yang digelar komunitas itu di depan Balai Kota DKI, Jumat 30 November 2018.
Unjuk rasa itu diikuti ratusan sopir bajaj BBG. Mereka membawa serta puluhan bajaj diparkir di tepi Jalan Medan Merdeka Selatan, depan Balai kota DKI.
Dalam aksnya itu, para sopir mendesak pemerintah DKI menambah jumlah Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) dan konsisten menyediakan BBG untuk bajaj. "Pengadaan gas di Jakarta tidak merata akibatnya kami butuh menempuh jarak 25 kilometer dan mengantre sampai empat jam setiap kali isi," ujar Haris, satu pengemudi Bajaj yang ikut unjuk rasa.
Baca berita sebelumnya:
Layanan BBG Mandek, 5.000 Sopir Bajaj Akan Demo ke Balai Kota
Haris mengungkap satu dari segelintir SPBG yang ada itu ada di Pedongkelan, Jakarta Barat. "Tapi kalau sudah error, antreannya bisa sangat panjang sampai menutup muka hotel di dekat sana," katanya.
Seorang petugas saat mengisi BBG di salah satu transportasi umum Bajaj, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas yang baru diresmikan, Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (24/12). TEMPO/Imam Sukamto
Mereka telah berhimpun sejak sekitar Pukul 09. Awalnya mereka mengeluhkan pasokan BBG untuk bajaj yang mandek di sejumlah SPBG sebulan belakangan. Pasokan mandek hanya untuk bajaj, tidak untuk moda angkutan umum lain seperti bus Transjakarta dan taksi.
Situasi itu menambah penderitaan para pengemudi selama ini. Selain jumlah SPBG tak merata, mereka mengeluhkan pendapatan yang semakin tergerus oleh keberadaan ojek dan taksi online.
Baca juga:
Enam SPBG Jakpro Terancam Tutup Karena..
"Seharusnya semalam kami turun demo karena itu adalah puncaknya di mana seluruh SPBG tutup," kata Robby, pengemudi bajaj lainnya. "Tapi tiba-tiba gas ada lagi saat akan turun demo."
MIQDARULLAH BURHAN | ZW