TEMPO.CO, Jakarta - Warga terdampak kebakaran di Kampung Bandan, Jakarta Utara, mulai membangun rumahnya lagi. Mereka melakukannya sendiri-sendiri, menepis janji Pemerintah DKI yang akan membangun rumah susun untuk mereka.
"Walaupun ada rencana pemerintah untuk membangun, tapi warga tetap membangun sendiri," kata Ketua RW 05 Kampung Bandan, Muhammad Darta kepada Tempo, Senin, 3 Juni 2019.
Menurut Darta, warga membangun rumah di lokasi yang sama saat terbakar. Kali ini, warganya membangun dengan bahan permanen seperti beton dan batu bata. "Gak cuma pakai kayu atau tripleks," kata dia.
Menurut Darta, Lurah Ancol sebenarnya juga telah mengimbau warga untuk tidak membangun rumah terlebih dahulu. Namun, kata dia, kondisi saat ini tak memungkinkan bagi warga tinggal di lokasi pengungsian.
Menurut Darta, tenda pengungsian yang dibangun warga di blok A, B dan C ruko Grand Boutique sudah tidak diperolehkan lagi berdiri. Sementara tenda pengungsian milik Dinas Sosial DKI Jakarta hanya berfungsi sampai Lebaran.
"Yang di ruko itu sudah gak boleh lagi, karena batas waktu operasi cuma dua minggu," kata Darta.
Darta sendiri telah membangun kembali sekitar 30 persen rumahnya yang terbakar. Rumah Darta berada di sekitar pintu Selatan Stasiun Kampung Bandan.
Menurut Darta, karena tidak adanya tenda pengungsian, warga membangun tenda sendiri di lokasi rumahnya yang terbakar. Tenda dibangun dari terpal-terpal bantuan yang selama ini diterima warga.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berjanji akan membangun rumah susun dan shelter di lokasi terbakarnya perkampungan warga Kampung Bandan. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Citata) telah melakukan pengukuran dan pemetaan di wilayah tersebut.
PT Kereta Api Indonesia disebutkan telah setuju untuk bekerja sama membangun rusun tersebut. Kesepakatan itu dihasilkan saat Rapat Pimpinan Gubernur beberapa waktu lalu.