TEMPO.CO, Tangerang - Darna 50 tahun, terlihat sibuk mencuci kursi dan meja dari ban bekas saat warga korban penggusuran proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta menggelar protes.
Baca: Kisruh Runway 3 Bandara, Warga Siap Hadang Pengggusuran Paksa
Wanita beranak 3 dan bercucu enam ini sesekali melayani pembeli yang mampir ke warung kecil di depan rumahnya. "Yang demo biarin, saya mah dukung dukung aja," ujarnya saat Tempo mengunjungi tempat itu, Rabu 26 Juni 2019.
Darna mengaku dia bertahan di tempat itu karena menunggu ganti rugi sebuah rumah yang luasnya tidak sampai 100 meter. "Nilainya cuma Rp 100 juta, kecil memang."
Meski bingung dengan uang yang tak seberapa besar itu, Darna bercita cita jika uang itu cair dia dan 15 anggota keluarganya akan langsung hengkang dan mengontrak rumah di sekitar Selapajang, Kota Tangerang. "Saya mau buka warung makan saja," katanya.
Sami 40 tahun, tetangga Darna juga menunggu ganti rugi yang belum dibayar. "Lha gimana mau pindah, kalau harta dan uang kami masih di sini, belum dibayar," katanya. Sami yang tinggal dengan 10 anggota keluarganya menempati rumah sempit yang ditaksir Rp 150 juta.
Darna dan Sami adalah dua dari ratusan warga sekitar Bandara Soekarno-Hatta yang masih bertahan karena menunggu uang pembayaran ganti rugi lahan. Rumah mereka berada di area proyek Runway 3 yang sebagian besar lahan sudah kosong dan rata dengan tanah.
"Kami juga sudah tidak betah tinggal disini, bising suara pesawat, debu, dan di sini sepi tetangga tinggal sedikit," kata Darna dan Sami.
Ratusan warga desa Rawarengas hingga kini masih bertahan. Di RW 15, misalnya, terdapat 145 kepala keluarga atau 750 jiwa masih bertahan.
Belakangan diketahui jika lahan yang mereka tempati tersebut berstatus sengketa karena diklaim beberapa warga. Walhasil, uang ganti rugi mereka tertahan karena dikonsinyasi atau dititipkan ke Pengadilan Negeri Tangerang.
Sejak Senin 24 Juni warga telah menggelar unjuk rasa dengan menutup jalan dan menuntut uang pembebasan lahan segera dibayarkan. Alasannya, mereka diminta angkat kaki paling lambat 8 Juli 2019 karena runway 3 akan segera difungsikan. Padahal uang belum diterima.
Baca: Kisruh Runway 3 Bandara Soetta, Warga Minta Jokowi Turun Tangan
Untuk memprotes penggusuran paksa proyek runway 3 bandara itu, warga desa memutuskan memblokir jalan akses bandara dan membakar ban. Bahkan mereka juga nekat menaikkan layang-layang di sekitar Bandara Soekarno-Hatta, meski tahu kegiatan itu terlarang karena berbahaya bagi penerbangan.