Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Kuat Sebagian Pencari Suaka Bertahan di Gedung Eks Kodim

Reporter

Editor

Ali Anwar

image-gnews
Pencari suaka masih bertahan di gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu malam, 31 Agustus 2019. Tempo/Imam Hamdi
Pencari suaka masih bertahan di gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu malam, 31 Agustus 2019. Tempo/Imam Hamdi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta telah menghentikan bantuan terhadap ratusan pencari suaka di gedung eks Komando Distrik Kiliter (Kodim), Perumahan Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat, sejak Sabtu, 31 Agustus 2019. Namun, masih ada pencari suaka yang bertahan.

Mayoritas pencari suaka yang masih bertahan adalah mereka yang menolak bantuan dari badan PBB untuk pengungsi atau UNHCR. Mereka beranggapan bantuan sebesar Rp 1-1,6 juta itu tak bersifat berkelanjutan.

Muhammad Sadiq, 25 tahun, pengungsi asal Afghanistan, mengaku punya alasan kuat lebih memilih bertahan di gedung eks Kodim. “Yang bertahan di sini memang menolak bantuan,” kata Sadiq saat Tempo temui di gedung eks Kodim, Ahad, 1 September 2019.

Sadiq menceritakan, UNHCR memberikan bantuan Rp 1 juta untuk pencari suaka yang masih lajang. Untuk yang telah berkeluarga 2-4 orang, kata dia, mendapat Rp 1,3 juta, sementara lebih dari 4 orang Rp 1,6 juta. Menurut Sadiq, bantuan itu diberikan untuk satu keluarga, bukan satu orang.

“Saya keluarga ada tujuh orang, kami ditawari bantuan Rp 1,6 juta. Saya menolak karena uang segitu tidak cukup,” ujar Said.

Pria yang sudah enam tahun berada di Indonesia itu mengatakan, para pencari suaka membutuhkan tempat tinggal dan makan selama berada di Indonesia sambil menunggu proses pengurusan untuk pindah ke negara penerima suaka oleh UNHCR.

Awalnya, ujar Sadiq, UNHCR menjanjikan akan memberi bantuan selama enam bulan. Namun, saat penyuluhan, tertera di kertas yang harus mereka tanda tangani kalau bantuan hanya untuk satu bulan. “Cerita dari teman-teman yang menerima bantuan, setelah dapat uang mereka dilepas, diminta cari tempat tinggal sendiri,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Said menuturkan, seharus UNHCR bertanggung jawab untuk memberikan mereka tempat tinggal dan bantuan untuk kesejahteraan hidup. “Kami tidak ingin bulan ini dapat bantuan, lalu bulan selanjutnya kembali ke jalanan,” ucap dia.

Pemerintah DKI telah menetapkan tenggat penampungan di eks gedung Kodim itu per Sabtu, 31 Agustus 2019. Sebanyak 400-an orang telah dipindahkan oleh UNHCR sejak Kamis lalu. Mereka dibekali uang Rp 1,0-1,6 juta per orang atau keluarga sebelum 'dilepas' begitu saja.    

Sebagian sisanya masih bertahan sehingga pemerintah pusat memutuskan menunda pengosongan hingga Senin 2 September 2019. Di antara yang masih bertahan itu ada yang mengancam kembali ke trotoar di depan kantor perwakilan UNHCR di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, lokasi mereka semula sebelum dipindahkan oleh Pemerintah DKI ke gedung itu.

Kepala Perwakilan UNHCR Indonesia, Thomas Vargas, mengaku tak dapat berbuat banyak terkait lokasi baru untuk para pencari suaka. Badan pengungsi PBB atau UNHCR menyerahkan keputusan kepada para pencari suaka untuk mencari tempat tinggal sendiri setelah penampungan Kalideres ditutup. 

"Kami hanya memberi bantuan sebatas untuk bertahan hidup dan membangun proyek agar mereka bisa hidup secara mandiri," ujar Thomas di depan gedung eks Kodim, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu, 31 Agustus 2019.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

8 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi saat rapat paripurna HUT DKI Jakarta, Kamis, 22 Juni 2023. ANTARA/Walda
Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.


AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

9 hari lalu

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Tempo/Pribadi Wicaksono
AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.


Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

9 hari lalu

Gedung bioskop Menteng di Jakarta, 1984. Dok. TEMPO/Nanang Baso
Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.


Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

10 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi berjalan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin, 10 April 2023. Prasetyo diperiksa sebagai saksi dalam tindak pidana korupsi terkait pengadaan tanah di kelurahan Pulo Gebang Kecamatan Cakung Jakarta Timur, tahun 2018-2019. TEMPO/Imam Sukamto
Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.


Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

12 hari lalu

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta Budi Awaluddin saat menghadiri rapat koordinasi daerah lintas perangkat daerah bidang sosial, kependudukan dan pencacatan sipil 2024 terkait masalah kependudukan dan kemiskinan di Jambi, Kamis (7/3/2024). ANTARA/HO-Disdukcapil DKI Jakarta
Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.


Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

15 hari lalu

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI menyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta, jumlahnya mencapai Rp 326,44 miliar.


Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

17 hari lalu

Ilustrasi sampah. Shutterstock
Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

DLH DKI Jakarta mengangkut sampah yang dilakukan selama periode tujuh hari sebelum hingga hari kedua Lebaran 2024


Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

18 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.


BMKG: Jakarta Selatan dan Timur Berpotensi Hujan dan Angin Kencang pada Senin Sore

20 hari lalu

Ilustrasi - Pejalan kaki menggunakan payung untuk berlindung dari hujan saat melintas di pedestrian MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 5 Desember 2023. (ANTARA FOTO/M RIEZKO BIMA ELKO PRASETYO)
BMKG: Jakarta Selatan dan Timur Berpotensi Hujan dan Angin Kencang pada Senin Sore

BMKG memprakirakan seluruh wilayah DKI Jakarta berawan pada pagi hari.


BMKG Prakirakan Jakarta Berawan Minggu Pagi, Jaksel Hujan Disertai Petir Siang Hari

21 hari lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
BMKG Prakirakan Jakarta Berawan Minggu Pagi, Jaksel Hujan Disertai Petir Siang Hari

Pada pagi hari, cuaca seluruh wilayah DKI Jakarta diprediksi berawan.