Sugeng lantas membuat tiga komponen pembakaran dengan anti nyamuk spiral tadi. Masing-masing ditaruh di kamar Edi, kamar Pradana dan Garasi mobil. Di bawah anti nyamuk tersebut diletakkan kain yang sudah dilumuri pertalite. Anti nyamuk itu kemudian dinyalakan.
Dari perhitungan Sugeng, anti nyamuk melingkar itu akan mencapai titik awalnya sekitar 12 jam setelah dinyalakan. Saat akan habis, anti nyamuk itu rencananya akan membakar kain berlumur pertalite dan diharapkan mampu menghanguskan rumah.
"Namun, setelah dibakar, Sugeng berubah pikiran. Timbul dalam hatinya ketidaktegaan. Anti nyamuk yang di garasi dimatikan dengan ludah. Begitu juga dengan yang di kamar Edi. Tapi yang di kamar Pradana tidak dimatikan, tetap menyala," ujar Suyudi.
Setelah itu, keempat tersangka keluar dari rumah dengan mobil Kelvin berjenis Calya juga. Aulia mengunci rumah Edi yang ingin dijualnya karena terlilit utang itu. Aulia menurunkan Agus dan Sugeng di sekitar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Cireundeu, Banten, dan menyuruh keduanya pulang ke Lampung. "Sementara Kelvin dan Aulia kembali ke apartemen (Kalibata)," ujar Suyudi.
Pada Sabu siang, Kelvin mengantarkan Aulia ke ITC Permata Hijau. Di pusat perbelanjaan itu, Aulia memiliki bisnis yang disebut gestun atau gesek tunai.
Malam harinya, sekitar pukul 19.00 rumah di Lebak Bulus kebakaran, tepat di lantai dua kamar Pradana. Aulia menerima telpon dari salah satu tetangganya yang melihat kebakaran itu. Waktu kebakaran disebut Suyudi seusai dengan perkiraan Sugeng.
"Aulia lantas pulang ke rumah Lebak Bulus, tapi sampai di sana, api sudah dipadamkan oleh empat unit mobil pemadam kebakaran," ujar Suyudi.