TEMPO.CO, Jakarta - Kereta ringan Light Rail Transit atau LRT Jakarta belum juga resmi beroperasi secara komersial meski telah diuji coba sejak Juni 2019. Tenggatnya kini sudah dilalui lebih dari setahun sejak digadang-gadang untuk moda transportasi atlet Asian Games pada Agustus 2018.
Dibangun sejak 2016, rute pertamanya--dari rencana tujuh rute--akhirnya rampung sepenuhnya per 26 September 2019, meski hanya sejauh 5,8 kilometer. Seluruh enam stasiun telah resmi dioperasikan antara Pegangsaan Dua sampai Velodrom.
Stasiun Pegangsaan Dua menjadi stasiun LRT Jakarta terbesar karena sekaligus menjadi depo. Dengan adanya Stasiun Pegangsaan Dua, Deputi Projek Director PT Jakarta Propertindo Wilman Sidjabat berharap LRT Jakarta tak lagi digunakan sebagai transportasi wisata. "Tetapi menjadi transportasi andalan untuk masyarakat beraktivitas," katanya Kamis, 26 September.
Hingga saat ini LRT Jakarta beroperasi setiap hari pukul 05.30-23.00 WIB dengan selang waktu antarkereta (headway) 10 menit hanya sebagai uji coba publik. Berikut ini beberapa momen penundaan operasional kereta ringan ini:
Batal Angkut Atlet Asian Games
LRT Jakarta sejatinya akan digunakan untuk moda transportasi atlet Asian Games 2018. Namun, Panitia penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) menyatakan batal menggunakan kereta ringan Jakarta untuk moda transportasi Asian Games pada 10 Agustus 2018. “Kemungkinan besar memang tidak digunakan," kata Direktur Media dan Public Relation INASGOC Danny Buldansyah, Sabtu 11 Agustus 2018.
Inasgoc berdalih hasil simulasi menggunakan bus dari wisma ke venue-venue pertandingan lebih efektif. "Dijemput (bus) di depan Wisma Atlet, sampai langsung ke venue, enggak ada jalan kaki lagi," ucap Danny.
Saat itu kondisi fisik di masing-masing stasiun memang belum selesai sepenuhnya. Hampir seluruh bagian fisik masih berupa cor beton dan belum ditutup dengan cat maupun lantai keramik. Fasilitas pengamanan berupa ramp tangga serta pagar pembatas titik penumpang dengan rel kereta pun belum terpasang.
Uji Coba Publik Terus Diperpanjang
Uji Coba publik dilakukan PT LRT Jakarta diawali pada 11 Juni 2019 antara Kelapa Gading-Velodrom. Awalnya uji coba publik ditargetkan hingga 21 Juni 2019, tapi diperpanjang hingga hari ini.
Corporate Communications Manager PT LRT Jakarta, Melisa Suciati, mengatakan masyarakat harus memiliki e-ticket dengan mendaftar secara online di laman PT LRT Jakarta. E-ticket akan divalidasi oleh petugas loket stasiun lalu ditukar dengan tiket single journey trip (STJ).
Tiket STJ tersebut menjadi akses masuk penumpang ke area berbayar atau paid area dan melakukan perjalanan dengan LRT Jakarta. Setelah uji coba diperpanjang masyarakat malah hanya menunjukkan KTP elektronik untuk naik kereta ringan tersebut.
Syarat Integrasi Pembayaran dan Fisik Lewat Skybridge
Skybridge atau jembatan layang yang menghubungkan stasiun LRT Jakarta Velodrome dengan Halte Transjakarta Pemuda Rawamangun pernah dipersyaratkan sebelum operasional komersial moda transportasi ini. Skybridge akhirnya diresmikan pada 26 Juli 2019.
Skybridge Pemuda Rawamangun yang menghubungkan Stasiun LRT Velodrome dengan Halte Transjakarta Pemuda Rawamangun telah diresmikan dan mulai bisa digunakan, 26 Juli 2019. TEMPO/Imam Hamdi
Bersamaan dengan itu, LRT Jakarta pun memberlakukan integrasi pembayaran dengan Transjakarta. Penumpang LRT Jakarta bisa langsung berpindah moda melalui skybridge Pemuda Rawamangun ke halte Transjakarta.
Direktur Utama LRT Jakarta Allan Tandiono saat itu mengatakan skybridge Pemuda Rawamangun merupakan jembatan pertama yang mengintegrasikan rute, fisik, dan pembayaran antarmoda transportasi. "Pembangunan jembatan ini dengan niat memudahkan masyarakat Jabodetabek menggunakan transportasi publik," kata dia.
Adapun tarif LRT Jakarta yang telah ditetapkan adalah Rp 5 ribu. Allan sekaligus mencanangkan integrasi pembayaran pertama dilakukan dalam moda transportasi.