TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menerapkan rekayasa lalu lintas akibat digelarnya demo buruh di Gedung DPR hari ini. Kepala Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar M Nasir mengatakan ada enam rekayasa lalu lintas.
Pertama, polisi menutup Jalan Gatot Subroto yang mengarah ke Slipi, persisnya di bawah jalan layang atau flyover Ladogi. "Diarahkan belok kiri ke Gerbang Pemuda," kata Nasir dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 2 Oktober 2019.
Selanjutnya Jalan Gerbang Pemuda yang belok kiri ke Jalan Gatot Subroto ditutup. Pengendara harus memutarbalikkan kendaraannya ke Jalan Gerbang Pemuda di kolong flyover Ladogi atau lurus ke Jalan Gatot Subroto arah timur atau ke Bendungan Hilir.
Rekayasa ketiga, yakni dari Jalan Gerbang Pemuda ke Asia Afrika dibelokkan ke kiri. Pengendara harus belok ke Jalan Asia Afrika lalu melintasi Jalan Senayan dan Jalan Pakubuwono. Kemudian dari Jalan Asia Afrika lurus ke Jalan Tentara Pelajar atau ke arah Jalan Gerbang Pemuda dan putar balik di bawa flyover Ladogi.
Selanjutnya, pengendara di Jalan Tentara Pelajar dari arah Gedung Manggala Wanabakti di traffic light Palmerah untuk lurus ke Permata Hijau dan Kebayoran Lama. "Dan belok kiri ditutup," ujar Nasir.
Terakhir, Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Gatot Subroto di ujung Manggala Wanabakti ditutup. Menurut Nasir, penutupan itu untuk mencegah lawan arus dan putar balik kendaraan.
Hari ini, demo buruh di gedung DPR digelar oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Presiden KSPI Said Iqbal menuturkan ada tiga tuntutan yang hendak disuarakan dalam aksi hari ini. KSPI menolak revisi undang-undang ketenagakerjaan dan kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Tuntutan terakhir adalah mendesak pemerintah untuk merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.