TEMPO.CO, Tangerang - Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir telah bersama-sama mengumumkan hasil investigasi Komite Audit kasus moge Harley Davidson ilegal dalam pesawat baru Garuda. Hasilnya adalah keputusan untuk memecat Diraktur Utama Garuda Ari Askhara.
Mereka mendapati kesaksian bahwa motor Harley Davidson itu milik Ari, bukan dua karyawan seperti yang selama ini disebut Garuda Indonesia maupun Bea Cukai Soekarno-Hatta. Ari disebut telah menginstruksikan untuk mencari motor klasik jenis Shovelhead produksi terbatas pada 197-an itu sejak tahun lalu. Adapun pembelian dilakukan pada April 2019.
Seperti kemudian ramai diberitakan, moge datang dalam 15 koli (satuan bagasi pesawat) bersama tiga koli lain berisi dua sepeda lipat Brompton dan barang belanjaan lain menumpang pesawat A330-900 Neo. Pesawat ini baru dibeli Garuda dan diterbangkan dari markas pabrikannya, Airbus, di Toulouse, Prancis. Terbang hanya mengangkut rombongan direksi yang baru melakukan serah terima, pesawat langsung menuju Jakarta dan masuk hanggar GMF, Bandara Soekarno-Hatta.
Pengumuman oleh Menteri Sri Mulyani dan Erick Thohir membuktikan kalau kronologis yang disampaikan Garuda Indonesia sebelumnya janggal. Belakangan Bea Cukai Soekarno-Hatta mengungkap kronologis yang sama.
Dalam keterangan sebelumnya, Garuda Indonesia menyebut belasan koli barang belanjaan yang tidak dilaporkan dalam manifes pesawat itu adalah milik dua karyawan. Barang-barang itu juga disebutkan ditemukan oleh petugas Bea Cukai dalam prosedur normal pemeriksaan setelah pesawat tiba.
Hasil pemeriksaan menemukan claimtag berisi Harley Davidson atas nama SAW dan claimtag berisi dua sepeda Brompton atas nama LS. Keduanya berasal dari 22 penumpang yang ikut dalam pesawat baru Garuda yang bertolak dari Perancis dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu 17 November lalu.
"Jauh sebelum pesawat ini tiba kami sudah memberitahukan ke Bea Cukai dan Imigrasi, kami sampaikan jenis pesawat, nomor penerbangan, waktu mendarat hingga penumpang yang ada dalam penerbangan," kata Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan.
Kehadiran pesawat baru Garuda Indonesia seri A330-900 Neo ikut disambut barisan mobil mewah dan motor gede di hanggar GMF, Bandara Soekarno-Hatta pada akhir November 2019. Sumber: Istimewa
Keterangan yang didapat Tempo berisi kronologis berbeda. Diawali dengan peristiwa kedatangan pesawat itu 17 November lalu bahwa Bea Cukai mengantongi informasi adanya barang tak dilaporkan dalam manifes. Adanya dugaan penyelundupan itu yang membawa petugas Bea Cukai ikut menyambut pesawat.
Petugas sengaja menunggu kargo gelap itu dipindahkan ke truk milik GMF dan dicegat ketika hendak keluar area bandara. Saat dibongkar, ditemukanlah moge Harley Davidson ilegal, dua sepeda lipat Brompton, dan sejumlah suku cadang dalam 18 koli (satuan bagasi pesawat). "Saat akan keluar dari pintu laut GMF, petugas membobol truk GMF," ujar sumber di Kementerian Keuangan.
Klaim moge milik karyawan juga janggal melihat seremonial pesawat yang dihadiri pula barisan motor gede secara meriah. Seorang yang mengetahui kedatangan pesawat itu di hanggar GMF, Bandara Soekarno-Hatta, membenarkan ada penyambutan itu.
Bukan hanya motor gede, barisan mobil mewah disebutnya ikut hadir dalam momen yang sama. " Ya, sekalian mobil-mobil mewah, jemputan shuttle yang buat tamu masuk dari depan GMF ke hanggar, BMW dan Peugeot baru," ujarnya.