TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Justin Adrian, mengkritik proyek naturalisasi sungai yang digagas Gubernur Anies Baswedan. Menurut politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI DKI) ini, proyek tersebut hanya menonjolkan estetika semata ketimbang memperbaiki daerah aliran sungai (DAS).
Justin mengatakan DAS yang ditanami tumbuhan di bantaran Kanal Banjir Barat justru berkurang lantaran sebagian dibeton hingga ke bibir sungai. Ia pun menyangsikan proyek naturalisasi sungai dapat berfungsi sebagai pengendali banjir.
“Saya tidak yakin sampai akhir masa jabatan Pak Anies ada perubahan signifikan dalam penanggulangan banjir. Karena mungkin dia lebih tertarik ke hal-hal festival,” ucap Justin saat mengunjungi proyek naturalisasi sungai di samping Stasiun Kereta Bandara BNI City, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Februari 2020.
Tempo mengamati lokasi proyek naturalisasi di samping Stasiun KA Bandara BNI City. Di sisi kanal terlihat area yang sudah dibeton menyerupai jalan yang dapat dilalui warga. Di atas beton tertanam pagar hitam sebagai pembatas. Beton itu berada tepat di bibir Kanal Banjir Barat dengan sisa tanah yang ditanami tumbuhan sekitar tiga meter.
Ia mengatakan lebih sepakat dengan konsep normalisasi sungai untuk menanggulangi banjir. Naturalisasi, kata dia, belum pernah dijelaskan secara ilmiah konsep dan dampaknya. Justin juga mengatakan belum ada negara yang menggunakan konsep naturalisasi sebagai media penanggulangan banjir.
Menurut Justin, negara lain justru menggunakan konsep naturalisasi sungai untuk menggenjot properti komersial. “Seperti Klang River (di Malaysia) kan juga untuk Commersial Property,” tutur Justin. Sejak dilantik pada Agustus tahun lalu, dirinya mengklaim belum mendapat penjelasan soal naturalisasi sungai dalam berbagai kesempatan rapat.
Tahun ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menjalankan proyek naturalisasi di tiga lokasi, yaitu Banjir Kanal Barat segmen Shangrilla-Karet, segmen Sudirman-Manggarai, serta Kali Ciliwung Lama di tepi Jalan Krapu, Pademangan, Jakarta Utara. Dalam naturalisasi tersebut juga akan dibuat tempat naturalisasi sumur resapan dengan lebar empat meter dan kedalaman enam meter.
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Juaini, menyebutkan dalam konsep naturalisasi di tiga sungai tersebut sungai akan dibangun ruang terbuka hijau dan membangun pedestrian. "Ini kami tata kembali, ada RTH, pedestrian," ujar dia.
Juaini menyebutkan DKI telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 187 miliar untuk naturalisasi sungai di tiga lokasi tersebut. Proyek tersebut akan dilelang dalam waktu dekat.
ADAM PRIREZA | TAUFIQ SIDDIQ