TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Konfederasi Kongres Aliansi Buruh Indonesia atau KASBI Nining elitos mengatakan demonstrasi oleh kelompok massa di depan kantor organisasinya, Jalan Cipinang Kebembem, Pulo Gadung, Jakarta Timur berawal dari telepon tak dikenal.
Menurut Nining, sekitar pukul 09.41 WIB pagi, Senin, 17 Februari 2020, Sekretaris Jenderal KASBI, Sunarno, menerima panggilan tersebut. Penelepon mengatakan bahwa akan ada demonstrasi di depan kantor Sekretariat KASBI. "Saat ditanyakan siapa nama dan dari organisasi apa yang akan melakukan aksi, penelepon tak menjelaskan," kata Nining dalam keterangan tertulisnya.
Sunarno lantas memberitahu perihal rencana aksi demo tersebut ke Pengurus Pusat dan pengurus SBA Konfederasi KASBI. Sebagian pengurus lantas mengecek apakah ada surat pemberitahuan rencana demonstrasi tersebut ke kantor Kepolisian Sektor Pulogadung dan Kepolisian Resor Jakarta Timur. "Setelah dikonfirmasi ternyata tidak ada pemberitahuan aksi tersebut," ucap Nining.
Sekitar pukul 10.30, sekitar 19 orang tak dikenal mendatangi kantor sekretariat KASBI di Cipinang Kebembem. Massa terdiri dari 15 orang pemuda dan 4 orang dewasa. Mereka lantas membakar ban bekas yang dibawa tepat di depan kantor sekretariat. Massa juga membentangkan spanduk yang bertuliskan "Tolak Kepentingan Asing" dan berorasi.
Nining menjelaskan, dalam orasinya kelompok massa itu menyebut kalau mereka pendukung aturan Omnibus Law dan menuduh KASBI sebagai antek asing lantaran menolak kebijakan tersebut. Mereka menuntut Nining tak menjadi provokator dalam penolakan Omnibus Law. Massa, kata Nining, juga meminta agar KASBI dibubarkan.
Saat aksi tersebut, salah seorang anggota KASBI bernama Darto berada di dalam sekretariat. Ia sempat merekam dan memfoto jalannya demonstrasi itu. Massa lantas bubar sekitar pukul 10.40 WIB. Menurut orator, kata Nining, mereka hendak melanjutkan aksi di kantor Kementerian Hukum dan HAM. "Beberapa pengurus KASBI mengecek ke kantor Kemenkumham, tapi tidak ada para pendemo itu," kata Nining.