TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mengimbau masyarakat di pegunungan dan perbukitan meningkatkan kewaspadaan potensi longsor dan pergerakan tanah. Potensi bencana longsor meningkat pada masa pancaroba karena hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
"Imbauan ini untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Senin 27 April 2020.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mempredikisi cuaca buruk melanda wilayah Banten, termasuk Kabupaten Lebak. Potensi cuaca buruk tersebut dapat menimbulkan bencana alam, terutama longsor dan pergerakan tanah.
Karena itu, BPBD Lebak menyampaikan peringatan imbauan agar masyarakat dapat mewaspadai bencana alam tersebut. Apalagi, ribuan kepala keluarga banyak yang tinggal di pemukiman yang menjadikan langganan bencana alam, seperti bantaran sungai dan perbukitan, termasuk di kaki Gunung Halimun Salak.
"Kami tak henti-hentinya melakukan imbauan jika cuaca buruk agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya menjelaskan.
Menurut dia, curah hujan lebat disertai petir dan angin kencang terjadi di Kabupaten Lebak sejak siang hingga malam.
BPBD Lebak belum menerima laporan adanya bencana alam yang menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan infrastuktur. Selama ini, pihaknya tetap mengoptimalkan petugas kebencanaan dan relawan untuk melakukan piket di Posko Utama selama 24 jam.
BPBD Lebak juga menyiapkan peralatan evakuasi dan persediaan logistik untuk mengantisipasi terjadi bencana longsor dan pergerakan tanah. Selain itu juga menjalin koordinasi dengan instansi terkait, seperti Dinas PUPR, PLN, Polri, TNI, Dinas Kesehatan juga relawan PMI, Tanggana dan Lembaga Kemanusiaan. "Kami terus berkoordinasi untuk penanganan bencana alam itu," katanya.