Kendati demikian, PT Trans Pacific Global masih bisa bernafas panjang karena usaha yang digeluti oleh Vera lebih banyak menangani perusahaan dan juga instansi pemerintahan.
"Kalau kami dibilang kena dampak ya pasti ya, cuma lebih ke pembayaran kita yang jadi pending semua. Kalau batal kita sih nggak ada ya, karena kita memang menyasar lebih ke perusahaan dan instansi pemerintah jadi itu udah kontrak sebelumnya," ungkap Vera sapaan akrabnya, Selasa, 5 Mei 2020.
PT Trans Pacific Global yang memiliki lebih dari 400 unit kendaraan, sudah sejak Februari memiliki permasalahan dalam menagih biaya penyewaan kendaraan dari berbagai perusahaan dan instansi yang dilayani.
"Karena payment nya bukan langsung ya, pemakaian Januari bayar Februari atau Maret. Ya bisa dibilang semenjak himbauan untuk stay at home, jadi dari kurang lebih dari Februari belum ada pemasukan hingga kini," jelas dia.
Meski demikian, Vera tidak berniat untuk merumahkan atau memutus hubungan kerja dengan karyawannya yang berjumlah 40 orang dan bertugas di kedua cabang perusahaannya di Jakarta.
"Mereka ini kan bisa dibilang harus memberi makan paling tidak tiga orang yaitu keluarganya, kalo satu kita ga kasih makan (yaitu pegawai), otomatis keluarga mereka juga terkena dampak," terang dia.
Menurutnya para karyawan telah loyal terhadap perusahaan. "Jadi konsekuensi juga akan lebih berat dari itu kalau sampai kita putus apalagi saat ini mau lebaran," tambah dia.