TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Masjid Indonesia DKI Jakarta, Makmun Al Ayubbi, mengatakan masih ada masjid di ibu kota yang mau menggelar Salat Idul Fitri, berjamaah pada Ahad, 24 Mei 2020. "Kami sudah verifikasi memang ada masjid yang mau menggelar Salat Idul Fitri, dengan catatan menjalani protokol Covid-19," kata Makmun saat dihubungi, Sabtu, 23 Mei 2020.
DMI dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) langsung mendatangi beberapa masjid yang ingin menggelar Salat Idul Fitri berjamaah dan meminta untuk membatalkannya. "Akhirnya mereka mau menganulir Salat Idul Fitri karena diberi pemahaman soal potensi penularan virus corona," ucap Makmun.
Namun ia khawatir warga akan menyelenggarakan Salat Idul Fitri di lapangan setelah dilarang di masjid. Dewan Kemakmuran Masjid pun menyatakan bahwa mereka ingin mematuhi kebijakan pemerintah untuk mencegah kerumunan selama kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB Jakarta).
"Masjid-masjid sudah patuh. Justru desakan banyak dari jamaah untuk menggelar Salat Idul Fitri berjamaah. Dan yang kami khawatirkan mereka menggelar di lapangan," ujarnya.
Selama kebijakan PSBB Jakarta diperpanjang, kata dia, ulama dan umarah telah bersepakat untuk tidak menggelar salat berjamaah di masjid. Dengan diperpanjang pembatasan sosial, menurut dia, artinya Jakarta masih sangat rawan terhadap penularan virus.
"Selama PSBB berarti tidak ada zona yang aman. Ini berlaku untuk seluruh wilayah," ujar Makmun. "Pulau Seribu pun demikian. Kami imbau tidak menggelar Salat Idul Fitri dan salat berjamaah lainnya untuk sementara."
Dalam Islam, kata dia, mencegah kerusakan lebih diutamakan daripada mencari kebaikan. "Jadi untuk situasi seperti sekarang menghindari penularan penyakit, lebih baik. Bersilaturahmi sangat baik, tapi mencegah penularan penyakit lebih baik dalam keadaan sekarang," tutur Makmun.
IMAM HAMDI