TEMPO.CO, Bandung -Ketua Divisi Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, sekaligus Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setda Pemprov Jabar Hermansyah mengatakan, Gugus Tugas Jawa Barat berencana untuk menggelar tes masif di kawasan Puncak, Bogor, akhir pekan ini.
“Rekan-rekan pada (divisi) pelacakan atau deteksi dini, direncanakan, besok Hari Sabtu dan Minggu, ada kegiatan rapid test di daerah Puncak,” kata dia, dalam konferensi pers, Kamis, 18 Juni 2020.
Hermansyah mengatakan, tes tersebut untuk memeriksa sebaran kasus Covid di kawasan Puncak. “Ini adalah upaya kita untuk juga mengetahui seberapa jauh penyebaran di daerah sana. Karena kita tahu akhir-akhir ini, beberapa waktu ini, minggu kemarin kita melihat begitu penuhnya Puncak, dan masyarakat sedikit abai terutama untuk menjaga jarak,” kata dia.
Hermansyah meminta agar masyarakat tidak takut melaksanakan rapid test. “Masyarakat tidak perlu takut melakukan rapid test, karena ini sebenarnya upaya kita mencegah, melakukan pencegahan terhadap penularan ini,” kata dia.
Wakil Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Sekretaris Dinas Kesehatan Jawa Barat Siska Gerfianti mengatakan, alat rapid tes yang sudah dilakukan sudah menembus 148.789 alat, dengan hasil reaktif sebanyak 4.133 sampel atau 2,77 persennya. Sementara pemeriksaan swab PCR sampel sudah dilakukan pada 60.389 sampel dengan hasil sebanyak 4.250 sampel positif atau 7,03 persen.
Pelaksanaan rapid test dengan Mobile Covid-19 Test di Kota Cimahi, Minggu (31/5/2020). (Foto: Yana/Humas Jabar)
Pemerintah Jawa Barat menargetkan pemeriksaan hingga 300 ribu sampel baik dengan pemeriksaan rapid test dan PCR. “Alat tes masih kurang untuk mengejar ke 300 ribu, memang kendalanya ada di peralatannya. Sekarang Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, kami sedang mengadakan pengadaan rapid test dengan segala peralatannya untuk memenuhi target 300 ribu tadi,” kata Siska, dalam konferensi pers, 19 Juni 2020.
Siska mengatakan, stok logistik untuk alat tes masih tersedia. Di pekan ini misalnya, alat rapid test yang dimiliki berjumlah 30 ribu alat, alat swab test 27 ribu unit, reagen PCR 83 ribu unti, reagen RNA 77 ribu unit, APD coverall 36 ribu unit, masker KN-95 9 ribu unit, masker N-95 500 unit. “Datanya dinamis, setiap hari bisa berkurang. Tapi kami di Dinas Kesehatan sedang mengadakan dengan pembelanjaan di BTT (belanja tidak terduga) tahap 3 untuk memenuhi pemeriksaan rapid test dan PCR,” kata dia.
Menurut dia tes masif yang dilakukan sengaja sudah ditentukan kategori sasarannya. “Jadi ada 3 kategori yang kita sasar untuk tes ini,” kata dia.
Kategori A untuk Orang Dalam Pemantauan, Pasien Dalam Pengawasan, Orang Tanpa Gejala, serta tenaga kesehatan. Selanjutnya kategori B, yakni kelompok masyarakat yang karena profesinya sering berhubungan dengan banyak orang. Terakhir kategori C untuk pelaku perjalanan dan kelompok lainnya.