Melihat lingkungan tempat sekitar tubuh Yodi tengkurap, kata Sawal, tidak ada tanda perkelahian sebelum ia tewas. Sebab, kalau ada pertengkaran dan menyusul tewas sang editor Metro TV menurutnya rumput dan pohon kecil di situ tercakar atau rata ke tanah. "Kalau bertengkar otomatis rumput keinjak-injak ya, itu enggak," ujarnya. Ia mengakui Yodi tewas dengan kaki masih terpasang sepatu hitam dengan lis merah.
Namun baju berwarna hijau yang dikenakan sang mayat tampak mulai sesak. Sementara tubuh mayat itu kelihatan mulai bengkak. "Waktu saya lihat, bajunya sudah tidak kendor lagi," ujarnya. Di situ ia menaruh curiga bahwa keberadaan mayat sang editor sudah sekitar dua hari.
Beberapa pedagang di sisi jalan mengaku bahwa sejak Rabu malam, terdapat sebuah motor terparkir tepat di depan kios penjual bensin yang berdampingan dengan mebel Sawal. Motor sudah dari Rabu malam. "Di senter-senter sama siskamling, tak ketemu orangnya," ujar pemilik bengkel las, Khotib.
Fahrurodji, 55 tahun, menyampaikan keterangan yang pernah didengar dari warga, sepeda motor Beat warna putih itu terparkir dengan kunci tergantung di motor, yang diparkir tepat di bawah pohon mahoni. "Motornya tertinggal di sini," tutur Fahrurodji sambil menunjuk pohon mahoni yang berada tepat di depan kios Alia.