Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jawa Barat Minta Pusat Awasi Megapolitan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, BANDUNG:Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan telah meminta kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, agar koordinator pelaksana Peraturan Presiden Jabodetabekjur berasal dari pemerintah pusat. Supaya tidak terjadi benturan ego daerah, maka komandannya orang pusat, katanya di Bandung, Kamis (25/9). Menurut Heryawan, sebaiknya koordinator itu adalah pejabat setingkat Direktorat Jenderal dari Departemen Pekerjaan Umum. Ini agar pejabat itu bisa mengawasi langsung pelaksanaan kerjasama antara Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Lebih bagus lagi, ada semacam badan yang dibentuk khusus untuk mengurusi itu. Dia tidak setuju jika koordinatornya dipegang oleh Gubernur Jakarta. Dia juga tidak setuju jika koordinator itu merupakan pejabat setingkat menteri. Itu (menteri) kegedean, masa kewenangannya cuma segitu, sakuriwek, kata Heryawan. Usul itu disampaikannya dalam pertemuan pimpinan tiga provinsi membahas soal Perpres Jabodetabekjur yang dipimpin oleh Jusuf Kalla beberapa hari lampau. Dalam pertemuan itu, hasilnya hanya mengulang kesepakatan yang sudah pernah ada antara tiga provinsi itu. Heryawan mengatakan, keberadaan Perpres Jabodetabekjur itu mengikat tiga provinsi untuk mengatur pembangunan di Jabodetabekjur. Baru kali ini membicarakan persoalan banjir sebelum banjir datang, katanya. Dia berharap, peraturan presiden itu bakal mengikat juga daerah otonomi kabupaten/kota di Jawa Barat. Dengan dengna adanya Perpres ini ada kewajiban untuk kepatuhan bersama menanggulangi, khususnya persoalan banjir di Jakarta, kata Heryawan. Menurutnya, Jawa Barat mendapat tugas untuk menghijaukan kembali kawasan puncak serta merawat situ-situ yang ada di antara kawasan Puncak hingga Jakarta. Untuk penghijauan kawasan Puncak, Heryawan mengaku telah menyampaikan kepada Wakil Presiden soal keberadaan sejumlah vila yang sebagian besar dimiliki oleh orang gede di Jakarta. Heryawan juga mengatakan, 70 persen kawasan dan Ciliwung di Puncak itu tanah milik masyarakat yang sebagian besarnya merupakan vila. Sisanya yang merupakan perkebunan teh milik PTPN. Jadi rumit, kita harus memberikan penyadaran masyarakat agar tidak boleh lagi jual tanahnya, tidak lagi diberikan ijin pembangunan vila di situ, plus meminta mereka supaya membuat sumur resapan dan melakukan penghijauan di sela bangunan yang ada, katanya. Bersama dengan Departemen Pekerjaan Umum, menurut Heryawan, pemerintah Jawa Barat mendapat tugas untuk menghidupkan kembali 150 situ yang ada di sepanjang Das Ciliwung, antara Puncak dan Jakarta. Anggarannya, sebagian besar dari APBN. Sharing anggarannya belum dibicarakan, katanya. Departemen Pekerjaan Umum sendiri baru menyelesaikan pembuatan 72 situ, tinggal 78 situ lagi sisanya. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, selama ini hanya menganggarkan dana untuk merawat situ yang ada di sana. APBN itu punya tugas untuk membuat situ dan merehabilitasi situ yang sudah tidak berfungsi lagi, katanya. Heryawan mengatakan, persoalan banjir di Jakarta sudah ada sejak 1819, banjir pertama di Batavia setelah Belanda saat itu merubah kawasan hutan di Puncak, menjadi kebun teh. Belanda sudah menyiapkan antisipasinya, di kawasan hulu dengan menyelang kebun teh dengan tanaman keras, di hilir di siapkan Banjir Kanal Barat. Tapi, setelah Indonesia merdeka ini tidak diperhatikan lagi. Di kawasan hulu yang asalnya ditanami tanaman keras, yang direhabilitasi hanya tehnya doang, tanaman keras tidak direhabilitasi bahkan direhabilitasi dengan tanaman lebih keras lagi yakni tanaman beton. Ahmad Fikri
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Depok Sangat Mungkin Gabung Jakarta, Wakil Wali Kota: Konsep Lama Megapolitan Jabodetabekjur

15 Juli 2022

Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono. ANTARA
Depok Sangat Mungkin Gabung Jakarta, Wakil Wali Kota: Konsep Lama Megapolitan Jabodetabekjur

Wakil Wali Kota Depok juga menyinggung fenomena SCBD sebagai alasan gabung dengan Provinsi DKI Jakarta.


Sandiaga Uno: Jakarta Bisa Jadi Megapolitan Terbesar di Dunia

24 Maret 2018

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno saat peninjauan pembangunan tanggul laut National Capital Integrated Coast Development (NCICD) di kawasan Cilincing, Jakarta, 8 Desember 2017. Tempo/Ilham Fikri
Sandiaga Uno: Jakarta Bisa Jadi Megapolitan Terbesar di Dunia

Sandiaga Uno berbicara dalam Southeast Asian Symposium di Universitas Indonesia.


Kerugian Kemacetan Jakarta 100 T, BPTJ Atur Ojek Online dan LKAU

4 Desember 2017

Ilustrasi kemacetan Jakarta.  REUTERS/Beawiharta
Kerugian Kemacetan Jakarta 100 T, BPTJ Atur Ojek Online dan LKAU

BPTJ akan menata operasional ojek online di 17 stasiun karena kerugian akibat kemacetan Jakarta dan sekitarnya mencapai Rp 100 triliun,


Gaji Rp 5 Juta Ingin Beli Rumah di Jakarta? Ini Saran Apersi

19 Oktober 2017

Pameran Perumahan. TEMPO/Ayu Ambong
Gaji Rp 5 Juta Ingin Beli Rumah di Jakarta? Ini Saran Apersi

Sulit bagi mereka yang bergaji Rp 5 juta membeli rumah tapak di Jakarta, tapi bukan tidak mungkin. Ini saran Apersi


4 Agenda Jakarta Hari ini: Lomba Startup hingga Bazar

31 Juli 2017

Ilustrasi Monas Jakarta. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
4 Agenda Jakarta Hari ini: Lomba Startup hingga Bazar

Telkomsel menggelar kompetisi startup di Jakarta Digital Valley.


Bersaing dengan Kota Dunia, Jakarta Harus Revitalisasi

8 Februari 2017

Ratusan kendaraan roda empat melintas disamping pengerjaan pembangunan  jalur transportasi Light Rail Transit (kereta ringan) di sisi jalan tol Jagorawi, Kampung Makasar, Jakarta Timur, 29 Januari 2017. Pemerintah menyatakan proyek LRT ditargetkan pada maret 2019 siap beroperasi. TEMPO/Imam Sukamto
Bersaing dengan Kota Dunia, Jakarta Harus Revitalisasi

Jakarta harus lakukan terobosan dan pembenahan menyeluruh,
yakni pembenahan birokrasi, pengembangan kawasan baru dan
revitalisasi kawasan


DKI Hibahkan Rp 318 Miliar ke Bekasi, Fokus di Bantargebang  

16 November 2016

Pemandanan udara Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, 5 November 2015. TEMPO/Subekti
DKI Hibahkan Rp 318 Miliar ke Bekasi, Fokus di Bantargebang  

Dana hibah ke Bekasi paling besar ketimbang daerah penyangga Jakarta lainnya.


Warga Dapat Periksa Harga Tanah di Jakarta Smart City  

3 Januari 2016

Ruang Command Center Jakarta Smart City di Balaikota Jakarta. Dok. JSC
Warga Dapat Periksa Harga Tanah di Jakarta Smart City  

Tersedia data zonasi suatu wilayah berdasarkan RTRW.


Jakarta Smart City Beri Ruang Beraktivitas untuk Startup  

3 Januari 2016

Suasana ruang command center Jakarta Smart City. Dok. JSC
Jakarta Smart City Beri Ruang Beraktivitas untuk Startup  

Ruang kendali Jakarta Smart City seluas 500 meter persegi ada di gedung Balai Kota Blok B.


Ahok Tawarkan Bekasi Rp 1 Triliun, Terkait Kisruh Sampah?  

20 November 2015

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengunjungi Stasiun Jakarta Kota di Jakarta, 21 Juni 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Ahok Tawarkan Bekasi Rp 1 Triliun, Terkait Kisruh Sampah?  

Ahok sudah menawarkan sejak dulu dana Rp 1 triliun untuk Kota Bekasi.