TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria atau Ariza berpendapat bahwa perkantoran lebih berisiko menjadi tempat penularan Covid-19 dibandingkan mal.
"Jauh lebih aman di mal daripada di kantor karena kantor nggak ada jendela, ruangnya dibatasi, ada AC," ujar Riza saat ditemui di Balai Kota, Jumat 4 September 2020.
Sedangkan di mal kata dia, ruangannya besar dan memiliki jendela. Selain itu jumlah pengunjung mal sejauh ini masih sekitar 17 persen dari kapasitas.
Menurut dia, saat ini warga juga masih belum mau ke mal untuk menghindari potensi penularan Covid-19.
Ariza menyebutkan di kantor orang terkadang lupa untuk memakai masker, bahkan saat mengobrol dengan rekan kerja karena sudah saling mengenal. Namun hal itu tidak menjamin akan aman dari bahaya Covid-19 karena melepas masker.
"Sesama teman di kantor rentan karena teman sejawat ngobrol diskusi berhadapan dekat dan masker dibuka," ujarnya.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan pada masa PSBB transisi ini, perkantoran merupakan kawasan rawan klaster Covid-19. Sebab, karyawan yang bekerja berpotensi membawa virus baik dari rumah, perjalanan hingga saat interaksi dengan orang lain saat jam istirahat.
"Klaster perkantoran berpotensi terbentuk karena karyawan membawa virus dari luar dan menularkan karyawan lain di dalam kantor," ucapnya.
Selain itu, jumlah kasus klaster perkantoran berpotensi semakin tinggi karena banyak perusahaan yang tidak menerapkan protokol kesehatan 50 persen kapasitas. "Yang saya lihat memang banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.