TEMPO.CO, Jakarta - Wakapolres Metro Jakarta Timur AKBP Stefanus Tamuntuan membantah bahwa telah terjadi bentrokan antara organisasi masyarakat BPPKB Banten dengan FPMM (Front Pemuda Muslim Maluku) di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur. Ia mengatakan permasalahan yang disebut-sebut bentrok antarormas adalah perkelahian antara dua orang saja.
"Nggak ada (bentrokan ormas), itu urusan pribadi, perkelahian, dua orang berantem," ujar Stefanus saat dihubungi, Selasa, 22 September 2020.
Baca Juga: Bentrokan FBR dan Pemuda Pancasila di Ciledug, Polisi: Sudah Damai
Mereka yang terlibat dalam perkelahian itu bernama Hamzah dan Gibson. Keduanya berkelahi usai cekcok mulut tentang pembagian uang. "Yang satu orang nagih duit karena hasil jual mobil. Terus cekcok, ditikam," ujar Stefanus.
Adapun pihak yang ditikam tersebut adalah Hamzah dengan pelaku Gibson. Stefanus mengatakan Hamzah memang berasal dari kelompok Maluku, tapi perkelahian itu tak melebar hingga menjadi bentrok antarormas. "Ini kok jadi viral antara ormas," ujar Stefanus.
Selain itu, ia memastikan tak ada korban jiwa dari peristiwa ini. Walaupun Hamzah mengalami enam luka tusuk di bagian paha dan luka memar di bagian kepala, nyawanya dapat terselamatkan.
Pelaku penusukan, Gibson, saat ini juga telah ditangkap polisi. Dari hasil pemeriksaan sementara, keduanya diketahui berprofesi sebagai supir angkot di wilayah Duren Sawit.
Sebelumnya viral di media sosial mengenai bentrokan dua ormas BPPKB Banten dan FPMM di wilayah Jakarta Timur. Bentrok itu disebut juga diwarnai perusakan fasilitas umum dan masyarakat diimbau untuk tak melintasi kawasan Duren Sawit, Pondok Kelapa, Pondok Kopi, Klender, Kalimalang, dan sekitarnya.