TEMPO.CO, Bogor-Kepala Sub Kordinator Bendungan Pintu Air Katulampa Bogor, Andi Sudirman mengatakan banjir yang kini merendam Depok dan wilayah di DKI Jakarta saat ini, bukan karena kiriman air dari Katulampa, Bogor. “Penyebab banjir itu sebenarnya sampah sama tidak begitu berfungsinya drainase," kata Andi kepada Tempo, Ahad 25 Oktober 2020.
Jika tidak ada sumbatan sampah karena hujan terjadi merata, air dari Katulampa tidak akan begitu merendam. "Kami kan selalu koordinasi, agar petugas air di hilir mengantisipasi.”
Beberapa intansi daerah-daerah yang akan dilewati air dari Katulampa diharapkan memberi tahu warganya, terutama penduduk yang tinggal di bantaran Ciliwung. Mulai dari 13 kelurahan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kota Bogor, Penjaga pintu Air dan BPBD Depok, hingga penjaga pintu air Pesanggrahan dan BPBD DKI Jakarta.
Andi juga mengatakan banjir yang merendam Bekasi dan sekitarnya yang dialiri Sungai Cikeas bukan karena tinggi Muka Air Bendung Katulampa. Air dari Katulampa, kata Andi, mengalir ke Ciliwung, menuju ke Kota dan Kabupaten Bogor, Depok, dan Jakarta.
“Bekasi mah (Sungai) Cikeas, tersendiri," kata Andi. Pihaknya tidak berkoordinasi ke Bekasi lantaran perbedaan alur air sungai itu. "Kalau koordinasi pun takut salah.”
Kenaikan ketinggian muka air di Bendung Katulampa, Bogor, sudah terjadi sejak pukul 18.30 sebab hujan yang terjadi di hulu. Hujan yang merata di sekitar Bogor dan Depok mempengaruhi cepat naiknya tinggi muka air, yakni di pukul 19.00 air sudah diangka 70-80 sentimeter.
Puncaknya, 130 sentimeter atau siaga III terjadi pukul 19.20 dan bertahan hingga pukul 21.30. Lalu mulai pukul 22.00 hingga 24.00 debit air menurun. "Turun dari 130 ke 100, kemudian 70 dan pukul dua belas (dini hari) air terus turun. Sekarang aman dan cuaca terang." kata Andi.