TEMPO.CO, Jakarta - Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan hingga akhir bulan Oktober 2020, polisi telah menerima 14 laporan tindak pidana pembegalan sepeda di Jakarta. Namun, ia menduga kasus begal sepeda ada lebih banyak dari itu.
Dugaan itu muncul karena tim khusus antibegal sepeda yang terdiri dari unsur polisi, TNI, dan Pemprov DKI telah menangkap tujuh pelaku begal.
Baca Juga: Saran Polisi Agar Pesepeda Terhindar dari Begal: Jangan Lewat Tempat Sepi
"Setiap pelaku ditanya, mereka begal sepeda ada yang 4 - 5 kali, tapi laporan baru 14. Jadi banyak korban ga lapor," ujar Yusri di Jakarta, Selasa, 3 November 2020.
Yusri mencontohkan pada 17 Oktober 2020, oleh Polres Metro Jakarta Pusat menangkap dan menembak seorang pelaku begal. Saat diinterogasi, pelaku mengaku sudah beraksi sebanyak 7 kali. Lalu ada pelaku lain yang mengaku sudah beraksi 5 dan 10 kali. Sehingga jumlah kasus yang terjadi sudah lebih dari 14 kali.
"Kami sayangkan banyak yang ga melaporkan. Nanti kalau sudah viral di medsos, baru datang atau kami yang datang. Makanya setiap kejadian, segera lapor agar kami bisa kejar pelakunya," kata dia.
Kasus begal terhadap pesepeda saat ini tengah marak terjadi. Bahkan tak cuma terjadi pada warga sipil, anggota TNI Kolonel Marinir Pangestu Widiatmoko juga menjadi korban saat sedang bersepeda di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada Senin lalu.
Akibat kejadian itu, Pangestu mengalami luka robek di kepala hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Laut Mintoharjo. Sedangkan pelaku berhasil melarikan diri dan sedang dalam pengejaran polisi.
Selain itu, aktor Anjasmara Prasetya juga menjadi salah satu korban begal saat bersepeda di depan Universitas Atmajaya, Sudirman, Jakarta Pusat. Ia mengalami cidera bahu akibat kejadian itu.
Mengenai dugaan para pembegalan pesepeda tergabung dalam satu sindikat, Yusri belum bisa memastikannya. "Kami masih dalami semuanya," kata dia.