Hujan dengan curah hujan tinggi tersebut di antaranya berpeluang terjadi di pesisir barat Sumatera, sebagian besar pulau Jawa, Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan Papua.
Puncak musim hujan 2020/2021 diprediksikan untuk sebagian besar wilayah akan terjadi pada Januari – Februari 2021 yang umumnya bertepatan dengan puncak Monsun Asia.
Dengan latar belakang anomali iklim La Nina, meningkatnya aktivitas Monsoon Asia pada Desember ini juga dapat juga disertai oleh beberapa fenomena atmosfer khusus lainnya seperti cold surge (seruakan dingin Asia), gelombang atmosfer ekuator (MJO), dan pertemuan massa udara antar tropis (Inter Tropical Convergence Zona - ITCZ).
Fenomena-fenomena tersebut telah diketahui dapat terjadi secara bersamaan maupun sendiri-sendiri, dan mampu memicu curah hujan ekstrem yang berdampak signifikan, diprediksi dapat terjadi dalam periode minggu terakhir Desember 2020 - Januari 2021.
BMKG menghimbau pihak-pihak terkait di pemerintah pusat dan daerah, ataupun masyarakat yang tinggal di daerah yang berpotensi mendapatkan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, agar mewaspadai adanya ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan banjir bandang "Serta diminta terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini dari BMKG."