TEMPO.CO, Jakarta- Pengelola Masjid Istiqlal meniadakan Salat Idul Fitri tahun ini. Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah, mengatakan salah satu pertimbangannya adalah perkembangan kasus Covid-19.
Selain itu, menurut Abu, keputusan peniadaan itu sesuai dengan arahan sejumlah pihak. "Arahan dari Menko PMK, Menteri Agama, dan Gubernur DKI Jakarta," kata dia lewat pesan pendek pada Selasa, 11 Mei 2021.
Meski begitu, kata Abu, pihaknya akan menggelar takbiran secara virtual pada malam sebelum hari-H Idul Fitri. Kegiatan tersebut telah dilakukan pada tahun lalu.
Seperti diketahui, ini merupakan tahun kedua Masjid Istiqlal meniadakan Salat Idul Fitri. Sama seperti tahun lalu, pandemi Covid-19 yang masih merebak menjadi alasan mendasar keputusan itu diambil.
Adapun pada tahun lalu takbir virtual di Masjid Istiqlal digelar oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama. Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, serta sejumlah tokoh agama lainnya.
Takbir virtual kala itu disiarkan langsung melalui akun Youtube dan fanpage resmi Kementerian Agama serta tv pool TVRI.
Terkait peniadaan Salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal pada tahun ini, Gubernur Anies Baswedan menyampaikan apresiasi. Anies berharap kebijakan Istiqlal bisa menjadi contoh bagi masjid raya lain untuk tidak menggelar salat Idul Fitri. Pemerintah DKI menganjurkan warganya untuk salat di rumah.
Jika tidak memungkinkan salat Id di rumah, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu menyarankan warganya menggelar salat Idul Fitri di lapangan atau masjid terdekat dengan rumah.
Jika harus melaksanakan salat Idul Fitri di masjid, Anies meminta pengelola menerapkan pembatasan hingga 50 persen dan mewajibkan seluruh jamaah mengenakan masker. "Kami meminta memprioritaskan untuk warga salat di dekat rumahnya."
Baca juga: Tak Ada Salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Anies: Bisa Jadi Contoh
ADAM PRIREZA | IMAM HAMDI
