Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta meningkatkan upaya testing (pengetesan), tracing (pelacakan) dan treatment (pengobatan) atau 3T untuk menekan penyebaran Covid-19. Apalagi telah ditemukan dua kasus varian India, varian baru B.1617.2 asal India di Jakarta.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, hingga 19 Mei 2021, terdapat 352 spesimen yang diduga mutasi virus. "Ditemukan dua kasus varian India, 15 spesimen tidak ditemukan mutasi virus, dan yang lainnya masih menunggu hasil,” ujar Widyastuti melalui keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Ahad, 23 Mei 2021.
Dua kasus varian baru itu ditemukan pada tenaga kesehatan yang memiliki gejala dan dinyatakan positif COVID-19 pada 3 April 2021. Namun, pasien itu kini telah dinyatakan sembuh dan selesai isolasi sejak 17 April 2021.
Kedua, ditemukan pada spesimen warga negara asal India yang dinyatakan positif varian India pada 30 April 2021. Pasien pun menjalani pengobatan di salah satu Rumah Sakit di DKI Jakarta setelah dinyatakan hasil PCR positif dari lokasi karantina.
“Saat ini, pasien WNA masih diisolasi di salah satu RS di Jakarta dan menunggu hasil negatif PCR untuk melanjutkan perjalanan ke wilayah yang dituju,” katanya.
Dinas, kata Widyastuti, saat ini tengah berupaya melakukan pengetesan dan pelacakan terhadap WNI, baik dari keluarga, kerabat, dan teman kerja di fasilitas kesehatan DKI Jakarta sebagai antisipasi penyebaran virus varian India.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Spesimen terduga mutasi virus varian India dikirim ke Litbangkes Kementerian Kesehatan RI untuk pemetaan seluruh kasus positif dari pelaku perjalanan luar negeri ke Indonesia.
Baca: Soal 2 Varian Baru Covid-19 dari India di Jakarta, Ini Tracing Dinas Kesehatan