Jakarta - Survei Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) mencatat kasus Covid-19 di Kecamatan
Tanjung Priok 12 kali lebih tinggi dari yang terdata selama ini. Data ini didapat CISDI dengan mengumpulkan data primer sampel darah dan data demografi serta prilaku 3.196 responden pada 42 RW di 7 Kelurahan, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara dalam rentang waktu 23 November 2020 hingga 19 Februari 2021.
Dalam surveinya, CISDI menggunakan metode serologi atau yang disebut juga
seroorevalence survey. "Dengan tes ini bisa melihat seberapa luas penularan Sars-Cov-2 di populasi dan untuk mengetahui berapa banyak cakupan
vaksinasi dan jangka waktu yang harus dikejar untuk mencapai kekebalan imunitas," kata salah satu Peneliti CISDI, Olivia Herlinda kepada Tempo, Selasa, 8 Juni 2021.
Tes serologi adalah tes sampel darah, serum, atau plasma pasien untuk mengetahui keberadaan
antibodi Sars-Cov-2.
Secara keseluruhan prevalensi serologi terhadap antibodi melawan Sars-Cov-2 di wilayah sampling sebesar 29.9 persen. Jika dibandingkan dengan data jumlah
kasus Covid-19 kumulatif per 19 Februari 2021, hanya 2,4 persen dari total penduduk.
"Artinya, estimasi jumlah penduduk yang telah terinfeksi tapi tidak terdata sekitar 12 kali lipatnya."
Pemilihan sampel dilakukan dengan menerapkan two-stage cluster sampling. Pertama, pemilihan wilayah RW secara probability proportionate to size. Kedua, pemilihan responden yang dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan tes serologi dengan menurunkan sejumlah enumerator untuk mengundang warga Tanjung Priok untuk mengikuti tes serologi.
#Jagajarak #Cucitangan #Pakaimasker