"Mereka regu karyawan yang bertugas pada shift malam di PT JICT yang melayani bongkar muat kontainer," kata Putu saat dihubungi, Jumat, 11 Juni 2021.
Menurut Putu, para terduga pelaku hanya berani beraksi pada malam hari. "Kalau siang ada pengawasan dari manajer, dari kepala regunya," ujar dia.
4. Besar pungutan liar mulai 2 ribu rupiah
Menurut Yusri Yunus, para pelaku mengambil pungutan liar dari lima pos yang ada di pelabuhan, antara lain pintu masuk, tempat pencucian truk, hingga pelabuhan tempat bongkar muat. Besaran pungutan pun bervariasi dari Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, hingga Rp 20 ribu.
Truk bermuatan peti kemas melintas di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat, 11 Juni 2021. Sebanyak 49 pelaku pungli yang melakukan aksi di kawasan Tanjung Priok telah ditangkap. ANTARA/Wahyu Putro A
Yusri menjelaskan, di bagian bongkar muat, karyawan diduga mengambil pungutan dengan menurunkan botol minuman dari ruang crane. Jika uang yang diberikan sopir sejumlah Rp 20 ribu, maka petugas akan melakukan proses bongkar muat. Jika jumlahnya kurang dari itu, sopir tak bisa memindahkan isi truk mereka.
5. Bukti uang pungutan
Dari penangkapan di depo PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta KBN Marunda, Polres Metro Jakarta Utara menangkap 12 orang dengan barang bukti uang senilai Rp 602 ribu. Di depo PT Greating Fortune Container (GFC) Indonesia Terminal, polisi menangkap 12 orang lainnya dan menyita uang Rp 664 ribu.
6. Penindakan di Tanjung Priok dinilai tak cukup
Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan penindakan premanisme dan pungli tak boleh hanya tertuju di satu kotamadya. Ia pun berharap atensi Presiden juga diberikan ke tempat-tempat lainnya.
"Bolehlah kita berharap bahwa atensi dari pejabat selevel presiden tidak hanya terarah ke satu kotamadya. Apalagi tidak sulit untuk melihat betapa premanisme dan pungli berlangsung di mana-mana dengan skala yang berbeda," kata Reza secara tertulis, Jumat, 11 Juni 2021.
Menurut Reza, kinerja Kapolri dan jajarannya dalam kasus pemalakan di Tanjung Priok memang bagus, tapi tidak cukup. Menurut dia, efek gentar sekaligus efek jera baru akan muncul jika unsur keajegan terealisasi.