TEMPO.CO.Tangerang-Kepala Ombudsman RI Perwakilan Banten Dedy Irsan meminta Pemerintah Kota Tangerang agar mengevaluasi menyeluruh pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas terkait 25 siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang terpapar Covid-19.
Dedy menyebut Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan Kota Tangerang dan Wali Kota Tangerang agar serius menangani temuan itu agar tidak muncul klaster Pembelajaran Tatap Muka.
"Agar siswa yang terpapar Covid-19 jumlahnya tidak semakin banyak, perlu ditelusuri secara seksama dan dilakukan langkah-langkah antisipasi agar kejadian ini tidak semakin melebar,"kata Dedy Irsan Ahad 3 Oktober 2021.
Dinas Pendidikan dan Kesehatan Kota Tangerang, kata Dedy harus memastikan kondisi dan situasi sesuai kondisi di lapangan, sehingga tepat dalam mengambil keputusan untuk PTM. Selain itu, izin dari orang tua siswa juga menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk pemberlakuan PTM.
Jika masih ada orang tua yang belum mengizinkan anaknya belajar langsung di sekolah, maka tidak boleh dipaksakan. "Pihak sekolah tetap harus menyediakan mekanisme belajar dari rumah secara daring bagi yang belum mengikuti PTM," kata Dedy.
Dedy mengatakan, Ombudsman RI Perwakilan Banten mendukung segala upaya yang dilakukan agar PTM bisa dilakukan. Namun, harus dengan disiplin mematuhi pedoman dan ketentuan terkait PTM.
"Standar operasional prosedurnya harus jelas. Jangan sampai gara-gara PTM, angka penularan Covid-19 menjadi naik kembali," kata Dedy.
PTM Terbatas tingkat SMP Negeri dan Swasta di Kota Tangerang dibuka pada medio September 2021 lalu. Namun belum genap satu bulan para siswa belajar luar jaringan (luring) Dinas Kesehatan Kota Tangerang menemukan sebanyak 27 warga sekolah terpapar Covid-19. Mereka 25 siswa dan dua orang masing-masing guru dan pegawai tata usaha.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni mengatakan
mereka masih karantina mandiri dan kondisi kesehatan tidak terlalu mengkhawatirkan.
"Warga sekolah yang terpapar tidak mengalami gejala dan mereka masih menjalani karantina mandiri,"kata dr.Dini.
Dokter Dini menyatakan Dinkes telah menggelar swab acak massal di 18 sekolah, dan berhasil mengumpulkan 873 sampel, mulai dari siswa, guru, hingga petugas sekolah, pada 27-28 September 2021. Hasilnya ditemukan 27 warga sekolah yang terkonfirmasi positif covid-19. Diantaranya, 25 pelajar, satu guru dan satu pegawai tata usaha dari 15 sekolah.
“Hasil tes swab tidak membahayakan, semua yang terpapar tercatat sudah mendapat vaksinasi. Sehingga mereka terekam medis dalam kondisi orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan dengan CT value yang tinggi. Maka, potensi penularannya cukup rendah,”kata dr Dini.
Ia pun menjelaskan, tindak lanjut atau penanganan yang dilakukan Pemkot Tangerang adalah pendampingan isolasi mandiri terhadap 27 warga sekolah mulai dari cek kesehatan hingga obat-obatan. Selain itu, melakukan tracing kontak erat 1:15 ke lingkungan keluarga, sekolah dan sosialnya.
Selanjutnya: Dinkes, kata...