TEMPO.CO, Jakarta - Umay Saleh, 32 tahun, girang bukan main saat beberapa pesan singkat terus masuk ke ponselnya pada April tahun lalu. Para pengirim pesan ingin membeli masker kain yang ia promosikan secara daring seiring lonjakan harga masker medis di pasaran akibat pandemi virus corona.
Umay tak menyangka usahanya mendapat sambutan positif. Padahal belum lama dia memulainya. Kebahagiaannya bertambah karena mayoritas konsumen awalnya adalah teman sendiri. “Senang dibeli teman sendiri karena satu sisi mereka butuh di sisi lain gue seperti di-support,” katanya pada Tempo, Rabu, 17 November 2021.
Merasa pandemi menyulitkannya membuat Umay tergerak untuk gantian membeli dagangan kenalannya yang juga mencoba bertahan saat pandemi ini. Ia menilai bertransaksi dengan teman sendiri memberi banyak keuntungan, mulai dari silaturahmi yang terjalin, diskon spesial, hingga promosi usaha gratis.
“Jadi sama-sama saling bantu, lah. Kalau belum bisa beli sekarang tapi coba bantu promosikan aja siapa tahu ada teman lain yang butuh dagangan dia,” tuturnya.
Selama setahun ini Umay memasarkan produk-produknya secara digital. Ia menawarkan produknya melalui media sosial karena lebih murah ketimbang harus menyewa ruko dan tepat dilakukan di saat segala aktivitas dibatasi.
Umay belum memutuskan menjadi mitra usaha dari perusahaan rintisan manapun. Ia hanya memanfaatkan platform digital yang menawarkan jasa pengiriman salah satunya GoJek melalui layanan GoSend.
Promo dan jumlah mitra pengemudi GoJek yang banyak di tempat tinggalnya semakin memudahkan dia dalam mengirim barang ke konsumen. Begitu pun jika ingin memesan produk temannya. “Rumah gua di Satriamekar, Tambun Utara, tahu sendiri, lah, Bekasi, tuh, gimana. Gak semua nyampe ke sana. Untung di sana driver GoJek banyak,” tuturnya.
Sambutan yang positif dari teman-temannya membuat Umay kian berani melebarkan usaha. Sekarang ia menjual banyak produk mulai dari perlengkapan kecantikan, kue-kue kering, jasa cetak foto, hingga perabotan rumah tangga. “Konsepnya “palugada”, apa yang lu mau gue ada,” ucap pemilik toko daring Umay Mart ini.
Sementara itu, Riana, 29 tahun, tak memungkiri jika selama pandemi Covid-19 sering merogoh kantong untuk membeli produk-produk temannya sendiri secara online. Ia mengatakan alasannya membeli produk teman karena ingin mencoba dan membantu.
“Pertama karena tertarik mau nyobain. Terus kalau gua pesan lagi biasanya karena doyan. Alasan berikutnya untuk bantu teman sendiri biar dagangan mereka laris,” ujar Riana pada Tempo, Rabu, 17 November 2021.
Meski kerap membeli dagangan teman, hal itu tidak sampai membebani keuangannya. Ia berseloroh tak khawatir pula berat badannya bertambah karena sering jajan demi membantu teman. “Senang-senang aja. Perut kenyang, gue senang,” kata warga Depok, Jawa Barat ini.
Kampanye membeli produk teman sempat digaungkan oleh Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Ketua Umum BPP HIPMI Mardani H. Maming mengatakan gerakan ini agar perekonomian di masyarakat terus berputar.
HIPMI mengajak sesama pengusaha, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), masyarakat, dan lainnya untuk berkolaborasi saling membeli produk teman agar perekonomian kembali pulih. “Paling tidak, dengan membeli produk teman, dapat membantu mereka keluar dari keterpurukan ekonomi di masa pandemi Covid-19,” ucap Maming seperti dikutip dari laman resmi BPP HIPMI, 7 September 2020.
Pandemi yang berkepanjangan memberi tekanan pada kondisi UMKM di Indonesia. Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), M. Ikhsan Ingratubun, mengatakan sebelum pandemi (2019) UMKM Indonesia berjumlah 64 juta dan berkontribusi pada produk domestik bruto hingga 60 persen serta mampu menyerap 96 persen tenaga kerja.
Namun saat pandemi, yakni 2020-sekarang, sekitar 30 juta UMKM bangkrut serta 87,5 persen terdampak. “Dan 93,2 persen dampaknya adalah pada omset penjualan,” kata Ikhsan dalam webinar Digitalisasi Pembiayaan untuk UMKM, 18 September 2021.
Menurut dia, strategi bertahan bagi pelaku UMKM salah satunya adalah bertransformasi ke digital.
Hal senada pernah disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pidato tahunannya pada 16 Agustus kemarin. Ia mendorong kolaborasi dari berbagai pihak untuk memajukan UMKM di Indonesia.
Di sisi lain, kata Jokowi, pemerintah bakal mendorong pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. “Digitalisasi UMKM yang masuk ke aplikasi perdagangan elektronik dan lokapasar jumlahnya terus bertambah,” ucap mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Laporan terbaru dari SEA e-Conomy oleh Google, Temsek, dan Bain & Company pada Rabu, 17 November 2021 menemukan 1 dari 3 pelaku UMKM percaya mereka dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19 berkat platform digital.
Hal itu dirasakan pula oleh Umay. Dengan kehadiran platform digital ia bisa menjangkau pelanggan lebih luas dan mengembangkan bisnisnya meski di masa pandemi. “Alhamdulillah ada perbaikan ekonomi, ada uang lebih untuk dana darurat,” tuturnya.
Baca juga: Hari Pahlawan, Anies Baswedan: Masih Ada yang Cari Keuntungan di Masa Pandemi