Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gantian Jajan Demi Bertahan Hadapi Pandemi

image-gnews
Umay Saleh, pelaku UMKM asal Tambun Utara, Bekasi, mempromosikan masker kain yang ia jual di toko daringnya. Foto: Instagram/Umaymart
Umay Saleh, pelaku UMKM asal Tambun Utara, Bekasi, mempromosikan masker kain yang ia jual di toko daringnya. Foto: Instagram/Umaymart
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Umay Saleh, 32 tahun, girang bukan main saat beberapa pesan singkat terus masuk ke ponselnya pada April tahun lalu. Para pengirim pesan ingin membeli masker kain yang ia promosikan secara daring seiring lonjakan harga masker medis di pasaran akibat pandemi virus corona.

Umay tak menyangka usahanya mendapat sambutan positif. Padahal belum lama dia memulainya. Kebahagiaannya bertambah karena mayoritas konsumen awalnya adalah teman sendiri. “Senang dibeli teman sendiri karena satu sisi mereka butuh di sisi lain gue seperti di-support,” katanya pada Tempo, Rabu, 17 November 2021.

Merasa pandemi menyulitkannya membuat Umay tergerak untuk gantian membeli dagangan kenalannya yang juga mencoba bertahan saat pandemi ini. Ia menilai bertransaksi dengan teman sendiri memberi banyak keuntungan, mulai dari silaturahmi yang terjalin, diskon spesial, hingga promosi usaha gratis.

“Jadi sama-sama saling bantu, lah. Kalau belum bisa beli sekarang tapi coba bantu promosikan aja siapa tahu ada teman lain yang butuh dagangan dia,” tuturnya.

Selama setahun ini Umay memasarkan produk-produknya secara digital. Ia menawarkan produknya melalui media sosial karena lebih murah ketimbang harus menyewa ruko dan tepat dilakukan di saat segala aktivitas dibatasi.

Umay belum memutuskan menjadi mitra usaha dari perusahaan rintisan manapun. Ia hanya memanfaatkan platform digital yang menawarkan jasa pengiriman salah satunya GoJek melalui layanan GoSend.

Promo dan jumlah mitra pengemudi GoJek yang banyak di tempat tinggalnya semakin memudahkan dia dalam mengirim barang ke konsumen. Begitu pun jika ingin memesan produk temannya. “Rumah gua di Satriamekar, Tambun Utara, tahu sendiri, lah, Bekasi, tuh, gimana. Gak semua nyampe ke sana. Untung di sana driver GoJek banyak,” tuturnya.

Sambutan yang positif dari teman-temannya membuat Umay kian berani melebarkan usaha. Sekarang ia menjual banyak produk mulai dari perlengkapan kecantikan, kue-kue kering, jasa cetak foto, hingga perabotan rumah tangga. “Konsepnya “palugada”, apa yang lu mau gue ada,” ucap pemilik toko daring Umay Mart ini.

Sementara itu, Riana, 29 tahun, tak memungkiri jika selama pandemi Covid-19 sering merogoh kantong untuk membeli produk-produk temannya sendiri secara online. Ia mengatakan alasannya membeli produk teman karena ingin mencoba dan membantu.

“Pertama karena tertarik mau nyobain. Terus kalau gua pesan lagi biasanya karena doyan. Alasan berikutnya untuk bantu teman sendiri biar dagangan mereka laris,” ujar Riana pada Tempo, Rabu, 17 November 2021.

Meski kerap membeli dagangan teman, hal itu tidak sampai membebani keuangannya. Ia berseloroh tak khawatir pula berat badannya bertambah karena sering jajan demi membantu teman. “Senang-senang aja. Perut kenyang, gue senang,” kata warga Depok, Jawa Barat ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kampanye membeli produk teman sempat digaungkan oleh Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Ketua Umum BPP HIPMI Mardani H. Maming mengatakan gerakan ini agar perekonomian di masyarakat terus berputar.

HIPMI mengajak sesama pengusaha, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), masyarakat, dan lainnya untuk berkolaborasi saling membeli produk teman agar perekonomian kembali pulih. “Paling tidak, dengan membeli produk teman, dapat membantu mereka keluar dari keterpurukan ekonomi di masa pandemi Covid-19,” ucap Maming seperti dikutip dari laman resmi BPP HIPMI, 7 September 2020.

Pandemi yang berkepanjangan memberi tekanan pada kondisi UMKM di Indonesia. Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), M. Ikhsan Ingratubun, mengatakan sebelum pandemi (2019) UMKM Indonesia berjumlah 64 juta dan berkontribusi pada produk domestik bruto hingga 60 persen serta mampu menyerap 96 persen tenaga kerja.

Namun saat pandemi, yakni 2020-sekarang, sekitar 30 juta UMKM bangkrut serta 87,5 persen terdampak. “Dan 93,2 persen dampaknya adalah pada omset penjualan,” kata Ikhsan dalam webinar Digitalisasi Pembiayaan untuk UMKM, 18 September 2021.

Menurut dia, strategi bertahan bagi pelaku UMKM salah satunya adalah bertransformasi ke digital.

Hal senada pernah disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pidato tahunannya pada 16 Agustus kemarin. Ia mendorong kolaborasi dari berbagai pihak untuk memajukan UMKM di Indonesia.

Di sisi lain, kata Jokowi, pemerintah bakal mendorong pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. “Digitalisasi UMKM yang masuk ke aplikasi perdagangan elektronik dan lokapasar jumlahnya terus bertambah,” ucap mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Laporan terbaru dari SEA e-Conomy oleh Google, Temsek, dan Bain & Company pada Rabu, 17 November 2021 menemukan 1 dari 3 pelaku UMKM percaya mereka dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19 berkat platform digital.

Hal itu dirasakan pula oleh Umay. Dengan kehadiran platform digital ia bisa menjangkau pelanggan lebih luas dan mengembangkan bisnisnya meski di masa pandemi. “Alhamdulillah ada perbaikan ekonomi, ada uang lebih untuk dana darurat,” tuturnya.

Baca juga: Hari Pahlawan, Anies Baswedan: Masih Ada yang Cari Keuntungan di Masa Pandemi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

1 hari lalu

Ilustrasi GoPay atau GoBills. TEMPO/Nufus Nita Hidayati
Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.


Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

2 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.


BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

2 hari lalu

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

Usaha kue kering Retas Snacks and Cookies semakin berkembang pesat setelah mendapat bantuan KUR dari BRI.


Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

5 hari lalu

Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag, Moga Simatupang. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menggelar festival untuk memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas).


Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

6 hari lalu

BCA. Tempo/Tony Hartawan
Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

BCA menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha khusus bagi perempuan pengusaha ataupun usaha yang memiliki mayoritas karyawan perempuan.


Dirut LPDB-KUMKM Gelar Halal Bihalal

9 hari lalu

Dirut LPDB-KUMKM Gelar Halal Bihalal

Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM), Supomo, menggelar Halal Bihalal dan Silahturahmi Idul Fitri.


Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

10 hari lalu

Pedagang seragam sekolah menunggu calon pembeli di Pasar Jatinegara, Jakarta, Minggu, 5 Juli 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.


63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

14 hari lalu

Bank DKI. Instagram/@bank.dki
63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


Per Maret 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Mencapai Rp 23,04 Triliun

16 hari lalu

Gedung Dirjen Pajak. kemenkeu.go.id
Per Maret 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Mencapai Rp 23,04 Triliun

Ditjen Pajak Kemenkeu mencatat penerimaan negara dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Maret 2024 mencapai Rp 23,04 triliun.


Meski Harta Kekayaan Turun Rp 3 Triliun, Sandiaga Uno Tetap Jadi Pejabat Terkaya Nomor Dua

19 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin, 12 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Meski Harta Kekayaan Turun Rp 3 Triliun, Sandiaga Uno Tetap Jadi Pejabat Terkaya Nomor Dua

Sandiaga Uno telah melakukan pelaporan LHKPN untuk periodik 2023, ia tercatat pejabat terkaya nomor dua meski harta kekayaannya turun Rp 3 triliun.