TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan pihaknya tidak mau terburu-buru memutuskan untuk menghentikan pembelajaran tatap muka atau PTM 100 persen, walaupun kasus Covid-19 saat ini sedang meroket. Menurut Anies, angka keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di Ibu Kota menjadi salah satu pertimbangan pihaknya mengevaluasi PTM 100 persen.
"Jadi ini situasi di mana kita harus tenang," ujar Anies di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 1 Februari 2022.
Anies menjelaskan, saat ini PTM akan bergantung pada status PPKM. Selama pemerintah pusat masih memberlakukan status PPKM Level 2, artinya Jakarta masih memenuhi kriteria menggelar PTM 100 persen.
Lebih lanjut, Anies menjelaskan status PPKM bakal ditingkatkan atau dilonggarkan, salah satunya dengan pertimbangan angka BOR di Jakarta. Saat ini, Anies mengklaim keterisian rumah sakit masih aman, walau ada peningkatan kasus.
"Apabila terlihat ada tren yang berubah, meningkat secara signifikan sehingga mengkhawatirkan dari sisi kapasitas rumah sakit, maka bisa dilakukan pengetatan. Jadi selama ini cara mengambil keputusannya begitu," ujar Anies.
Kemarin, kasus Covid-19 di Jakarta bertambah 5.262 kasus. Sebanyak 461 di antaranya harus menjalani perawatan dan 3.732 menjalani isolasi mandiri.
Menurut data dari laman corona.jakarta.go.id kemarin, sebanyak 27 orang pasien Covid-19 meninggal. Angka ini menjadi jumlah terbanyak sejak varian Omicron merebak.
"Untuk update BOR (keterisian tempat tidur rumah skait) 57 persen ya, naik lagi, kemarin masih 54 persen. ICU juga naik lagi, kemarin 19 persen sekarang 22 persen," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Riza menjelaskan, dari 4.445 atau seluruh ketersediaan kasur di rumah sakit, saat ini sudah terisi 2.593. Sementara untuk ruang ICU, dari 651 ketersediaan saat ini sudah terpakai 145.
Untuk varian Omicron, Riza mengatakan jumlahnya sudah mencapai 2.525 orang. Rinciannya, sebanyak 1.573 orang merupakan pelaku luar negeri atau 54,4 persen dan transmisi lokal 1.152 atau 45,6 persen.
Meningkatnya kasus Covid-19 ini sempat membuat 90 sekolah di Jakarta menghentikan PTM 100 persen sementara. Desakan dari berbagai pihak pun sudah diajukan agar sekolah menghentikan pembelajaran tatap muka dan beralih ke blended learning.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca juga: Anies Klaim Kapasitas Rumah Sakit Masih Aman di Tengah Lonjakan Omicron