TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta mendatangi Fraksi PDIP DPRD hari ini. Sekretaris Jenderal Puskopti DKI Edi Kuswanto menyampaikan tiga tuntutan karena kenaikan harga kedelai.
Tuntutan pertama agar pemerintah menstabilkan harga kedelai impor. "Supaya usaha kami pengrajin tempe bisa tetap bertahan hidup dan eksis untuk tetap melanjutkan usahanya," kata dia saat dihubungi, Rabu, 23 Februari 2022.
Tuntutan kedua adalah minta pemerintah menyalurkan subsidi sebagai solusi jangka pendek. Ketiga agar pemerintah juga mempertimbangkan solusi jangka panjang, yakni pengendalian kedelai menjadi wewenang Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).
Edi berujar solusi jangka panjang diperlukan lantaran subsidi harga kedelai impor hanya bersifat sementara. Puskopti DKI,menuntut penunjukan kembali Perum Bulog untuk menangani tata niaga perdagangan kedelai.
"Supaya seperti zaman-zaman sebelumnya itu tidak ada gejolak (harga). Kalau ini boleh dibilang gejolak tahunan," ujar dia.
Dia memaparkan harga kedelai naik setiap tahun. Kenaikan bahan baku tahu tempe ini berkisar Rp 100-200 per kilogram. Harga kedelai pada Oktober-November 2021 antara Rp 8.500 hingga Rp 9 ribu. Namun per Februari 2022, harganya di pasaran melonjak menjadi Rp 11.300-11.500.
Baca juga: Hilangnya Tahu Tempe di Pasar Slipi, Pasokan Terhenti Hingga Rabu Mendatang